Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Reagen Hepatitis C dan Sifilis Habis

Kompas.com - 13/02/2009, 22:22 WIB

SEMARANG, JUMAT — Bantuan reagen hepatitis C dan sifilis untuk Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Daerah Jawa Tengah dari Departemen Kesehatan habis dan belum disuplai kembali. Akibatnya, mereka mesti menanggung biaya pembelian reagen.

"Namun, kami tetap tidak mengurangi kualitas reagen untuk melakukan screening penyakit sesuai standar, ujar Ketua Bidang Upaya Kesehatan Transfusi Darah dan Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat Imam Riyanto, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/2).

Berdasarkan data dari Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Jateng, bantuan untuk reagen sifilis terakhir diperoleh pada tanggal 5 Februari 2008 untuk 2.880 kali tes dan reagen HCV untuk penyakit hepatitis C diperoleh pada 4 November 2008 untuk 960 kali tes. Untuk satu kali screening, reagen yang digunakan sebanyak 0,1 milimeter.

Karena bantuan tersebut telah habis, kami tetap mengupayakan dengan membelinya sendiri, ucap Imam. Adapun untuk reagen HIV, PMI Daerah Jateng masih memiliki persediaan karena bantuan baru dikirim pada tanggal 2 Februari lalu.

Ketua Markas PMI Daerah Jateng Rahayu Surtini mengungkapkan, biaya yang digunakan untuk membeli reagen hepatitis C dan sifilis diambil dari dana yang biasanya dialokasikan untuk perbaikan alat dan gedung.

Padahal, biaya yang mesti dikeluarkan untuk membeli reagen hepatitis C mencapai Rp 34.500 per sekali pemeriksaan dan reagen sifilis mencapai Rp 4.000 per sekali pemeriksaan.

Dalam sebulan, PMI Daerah Jateng biasanya melakukan memeriksa 600 kantong darah atau mengeluarkan biaya setidaknya Rp 23,1 juta per bulan untuk membeli reagen hepatitis C dan sifilis.

"Kalau bantuan tidak kunjung turun dan harga administrasi darah belum kunjung naik, maka dana PMI akan habis," ucapnya.

Imam mengakui belum menerima pernyataan dari Departemen Kesehatan mengenai adanya penghentian bantuan reagen. "Karena sifatnya bantuan, kami tidak bisa memprediksi kapan kiriman reagen akan datang lagi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com