Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susahnya Menjinakkan Anjing Gila

Kompas.com - 21/02/2009, 07:29 WIB

Menurut Mangku, belakangan ini Bali makin terbuka terhadap migrasi anjing-anjing dari berbagai tempat. ”Dulu anjing- anjing ras tidak boleh masuk. Sekarang penyelundupan anjing ras banyak,” katanya.

Ia mengatakan, seharusnya semua anjing di daerah endemik divaksinasi antirabies. Anjing yang habis menggigit orang harus segera dibawa ke dokter hewan, diperiksa apakah terjangkit rabies atau tidak. Petugas perlu memantau anjing itu karena hewan yang rabies biasanya sakit dan mati dalam dua pekan setelah terinfeksi.

Sulit diobati

Pada manusia, rabies mengancam keselamatan jiwa penderita. Sebagian besar yang terinfeksi meninggal dunia. Angkanya 90 persen. Demikian kata Prof Herdiman Pohan, Staf Divisi Penyakit Infeksi dan Tropik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Penyakit ini disebabkan virus rabies yang mengakibatkan gangguan pada susunan saraf pusat. Masa inkubasi dari satu hari sampai satu tahun. Bila luka gigitan berada di leher dan kepala, serangan kian akut. Gejalanya, demam tinggi, kejang-kejang otot, mulut berbusa, fotopobia atau takut cahaya, tingkat kesadaran menurun, dan berteriak-teriak.

Cara efektif mencegah penularan adalah menghindari gigitan anjing. Selain itu, ada vaksin untuk membentuk antibodi terhadap virus itu. Masalahnya, vaksin itu juga bisa menimbulkan efek samping berupa meningitis dan gejala seperti rabies.

Bila terkena gigitan anjing, seseorang dianjurkan segera ke rumah sakit. Luka bekas gigitan dibersihkan dengan sabun. Pemberian obat merah atau yodium tincture tak bermanfaat karena virus telah masuk dalam darah.

Jika baru terkena gigitan, pemberian vaksin antirabies diharapkan bisa membentuk antibodi yang bisa mengalahkan virus agar tidak menyebar ke saraf otak. Bila sudah parah, vaksinasi mempercepat perburukan pada pasien.

Penderita harus diisolasi karena bisa menularkan. ”Belum ada obat yang bisa membunuh virus itu. Yang bisa dilakukan, mengobati gejalanya, misal memberi obat antikejang, obat mengatasi infeksi sekunder, dan obat penenang,” kata Herdiman. (EVY/BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com