Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyedap Makanan yang Perlu Dikurangi

Kompas.com - 24/04/2009, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Kebiasaan makan dalam keluarga sering menghasilkan menu atau pilihan makanan yang tak sehat. Bahkan, bisa meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti darah tinggi. Mengapa tak ditinggalkan? Penyebabnya ada dua: bisa karena ketidaktahuan, bisa karena rasanya yang begitu enak sehingga sulit dilepaskan. Nah, kali ini Anda dapat membaca, penyedap makanan apa saja yang perlu dihindari. Tujuannya cuma satu: agar cita-cita hidup sehat segera terwujud.

Kerupuk dan keripik.
Kerupuk adalah salah satu makanan favorit bagi banyak orang. Saking sukanya, kita kerap menjadikan kerupuk sebagai "aksesori" wajib saat makan tiba. Kita tidak sadar kalau makanan renyah yang satu ini bisa berbahaya bagi kesehatan. Apalagi kalau dikonsumsi berlebihan.

Menurut dr. Johanes C. Chandrawinata, MND, SpGK, kerupuk mengandung kalori, lemak, dan natrium yang tinggi. Kelebihan lemak (yang terdapat di sekujur kerupuk) dan kalori, sudah pasti akan menyebabkan kegemukan. Sementara itu, natrium yang tinggi dapat memicu tekanan darah tinggi. Satu lagi bahaya kerupuk yang wajib kita waspadai adalah sifat karsinogen yang dibawa oleh zat pewarna buatan kerupuk. Karsinogen adalah zat kimia yang dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

Bila kebiasaan makan kerupuk sulit dihentikan, coba antisipasi dengan memilih kerupuk yang diolah dengan pasir panas dan tanpa pewarna buatan. Contohnya, kerupuk kemplang dari Palembang dan kerupuk mlarat dari Cirebon (tanpa warna). Kedua jenis kerupuk tradisional ini berkalori rendah karena tidak tersentuh oleh minyak goreng.

Kecap manis
Kalau lauk tak karuan rasanya, kecap sering jadi penolong. Rasanya yang manis, gurih, membuat kecap jadi teman makan yang sulit diabaikan. Yang tak pernah kita pahami, kecap memiliki kandungan natrium, penyedap rasa (monosodium glutamate/MSG), serta zat pengawet makanan yang tinggi. Kombinasi ketiganya sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi penderita penyakit darah tinggi dan batu ginjal. Oleh karenanya, kita disarankan untuk menggunakan kecap hanya pada waktu memasak saja. Kadarnya juga tidak boleh berlebihan.

Bagaimana bila kita sulit menghentikan kebiasaan menambahkan kecap ke setiap masakan? Ganti dengan molase organik. Molase adalah sirup kental berwarna coklat gelap, yang merupakan hasil penyulingan gula tebu. Bahan pemanis yang satu ini dapat kita beli di swalayan organik terdekat.

Saus tomat, saus sambal
Rasanya memang kurang nikmat kalau ngemil tanpa ditemani saus tomat atau saus sambal. Padahal, sama seperti kecap, saus juga dapat merusak kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak. Si "biang gara-gara" masih berkaitan dengan kandungan natrium, bahan pewarna, dan bahan pengawet di dalamnya.

"Bukan berarti kita lantas sama sekali tidak boleh menikmati saus," kata dr. Johanes, "Hanya saja, konsumsinya harus dibatasi." Asal jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sering. Lebih baik lagi kalau kita lebih selektif ketika membeli saus. Pilihlah yang kandungan natriumnya rendah. Sesuai anjuran BPOM, batas konsumsi natrium yang diperbolehkan adalah 1.000 mg/ kg saus. Atau, lebih baik lagi kalau kita mau meluangkan sedikit waktu untuk membuat saus sendiri.

Cara membuat saus tomat sehat
Saus tomat yang sehat bisa kita buat sendiri di rumah. Perlu diingat, saus buatan sendiri ini lebih mudah kedaluarsa karena tidak menggunakan bahan pengawet. Maka, buatlah saus hanya sebanyak yang kita perlukan.

Bahan:
Tomat segar secukupnya
Gula sesuai selera
Garam

Cara membuat:
1. Rebus air di dalam panci hingga mendidih.
2. Masukkan tomat selama beberapa menit hingga kulitnya terlihat agak mengelupas. Angkat.
3. Kupas dan sisihkan kulit tomat. Haluskan tomat dengan menggunakan blender.
4. Masukkan tomat yang sudah dihaluskan ke dalam wajan panas tanpa minyak. Masak.
5. Masukkan gula dan garam. Masak dan aduk sampai kesat.
6. Dinginkan. Simpan di wadah yang terbuat dari kaca, jangan lupa beri catatan tanggal pembuatan. Kemudian simpan di lemari es agar lebih awet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com