Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahit Sambiloto Modal Sukses Suprijanto

Kompas.com - 05/06/2009, 14:57 WIB

Temu mangga berkhasiat mengatasi ambeien, keputihan, radang maag, gatal-gatal, bronkhitis, diare, dan lemah syahwat. Tanaman dewa bisa mencairkan kebekun darah, antipembengkakkan, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan (batuk berdarah, muntah darah dan mimisan). Mahkota dewa bisa mencegah kanker, hepatitis/liver, mioma, dan kista, menurunkan kadar gula dalam darah, mengatasi masuk angin, flu, pilek, dan alergi.

"Jadi tanaman obat kita benar-benar memiliki khasiat yang begitu banyak. Tinggal kita mau meyakininya atau tidak," kata Suprijanto, yang menamakan usahanya "Bumi Sambiloto".

Sudah tak terhitung orang yang sembuh setelah mengonsumsi obat olahan Suprijanto. Dia sendiri punya pengalaman sembuh dari penyakit jantung setelah mengonsumsi sambiloto.

Pengalaman menarik juga dialami seorang warga Jakarta, yang menurut rumah sakit tangannya harus diamputasi setelah busuk karena digigit ular. "Setelah sebulan mengonsumsi sambiloto tangannya yang busuk sembuh, dan tidak meninggalkan bekas sedikit pun," kata Suprijanto.

Pengalaman lainnya dialami seorang pedagang jamu gendong keliling yang tangannya patah dan juga harus diamputasi. Namun sejak minum sambiloto secara rutin, pedagang tersebut sembuh. "Berbagai khasiat tanaman obat inilah yang sering kami paparkan di berbagai kesempatan. Namun meski ini merupaka warisan nenek moyang kita, belum banyak masyarakat kita yang menyadarinya," katanya.

Karena itu, Suprijanto kini fokus pada misinya untuk melestarikan dan menyebarluaskan pengetahuan dan manfaat toga (tanaman obat), khususnya sambiloto, sebagai kekayaan alam Indonesia kepada seluruh masyarakat. Dalam jangka pendek, dia ingin mendekatkan masyarakat kepada sarana pelayanan kesehatan mandiri yang murah, aman, bermanfaat, dan dapat tersedia setiap saat. Sedangkan dalam jangka panjang, secara perlahan, ia ingin mengubah pola hidup masyarakat Indonesia untuk lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Suprijanto berharap, pemerintah bisa memberikan izin terhadap pengembangan tanaman obat yang diolahnya. "Saya sudah beberapa kali mengajukan ke Depkes, namun belum ditindaklanjuti. Pihak Depkes malah menganjurkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Padahal di BPOM hanya untuk skala industri besar," kata Suprijanto yang bersama Pemerintah Kota Tangerang terus berupaya mendapatkan izin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com