Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Hadirkan Gemericik Air di Taman

Kompas.com - 29/06/2009, 19:09 WIB

KOMPAS.com - Tak perlu kecewa tak bisa membuat kolam karena halaman rumah terbatas. Anda tetap bisa menghadirkan gemericik suara air di taman, walau hanya menggunakan sebuah fountain.

Tak ada yang menyangkal, kalau suara gemericik air dapat menciptakan suasana sejuk. Makanya tak heran juga kalau banyak orang berkeinginan membuat kolam di halaman rumahnya, lengkap dengan air mancur untuk mendapatkan suara gemericik air yang menyejukkan itu.

Soal kolam ini, beberapa orang beranggapan membuat kolam hanya bisa dilakukan pada lahan-lahan yang luas. Sehingga, mereka yang memiliki lahan terbatas, urung membuat kolam dan air mancur di halaman rumahnya, plus mendapatkan suara merdu dari gemericik air. Anggapan ini tak selamanya benar. Pada halaman yang sempit pun, kita bisa memperoleh suara  merdu dari gemericik air di taman.

Tak perlu membuat kolam yang besar kok, jika lahan tidak memungkinkan. Buat saja sebuah water fountain kecil di sudut lahan. Fountain seperti ini bisa ditempatkan di bawah pohon atau di sudut taman lainnya. Lahan yang dibutuhkan jelas jauh lebih kecil dibandingkan jika harus membuat kolam berikut air terjunnya.

Fountain kecil, seperti foto di atas, bisa jadi inspirasi. Fountain terbuat dari batu berdiameter 50cm, yang berlubang seperti lesung. Lubang di tengah batu ini diisi air.

Pada bagian tengahnya ditempatkan air mancur kecil, yang menyembulkan air dengan aliran yang lirih. Air dibuat bersirkulasi dari meluap dari bibir lubang di batu, dan mengalir ke batuan koral di bawahnya.

Air yang terus menerus melimpah keluar, membuat permukaan dinding luar batu berlumut. Sebagian orang mungkin menganggapnya kotor. Tapi tak sedikit orang yang menyukainya.

Dalam konsep taman tropis, batu-batu berlumut membuat tampilan taman lebih eksotik dan alami. Meski demikian, bukan berarti fountai tidak perlu dibersihkan sama sekali. Anda tetap harus memperhatikan kebersihannya, paling tidak seminggu sekali. Paling tidak, rawatlah sehingga fountai tidak malah menjadi sarang nyamuk. (www.ideaonline.co.id /Anissa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com