Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebas Depresi dengan Diet Mediterania

Kompas.com - 08/10/2009, 14:05 WIB

KOMPAS.com - Berat badan yang bertambah membuat sebagian orang merasa depresi. Pikiran hanya tertuju pada bagaimana cara membuang sisa berat badan yang tak diinginkan. Namun menurut sebuah penelitian yang baru dipublikasikan di British Medical Journal, yang terjadi adalah kebalikannya: depresi menyebabkan Anda bertambah berat badan. Sisi baiknya, studi lain yang dimuat di Journal of the American Medical Association menyatakan bahwa orang-orang yang menerapkan diet Mediterania -yaitu yang banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, gandum utuh, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun- risiko depresinya berkurang hingga 30 persen.

Diet Mediterania 
Sesuai namanya, diet Mediterania dilakukan berdasarkan gaya makan orang-orang di negara-negara Eropa bagian selatan seperti Spanyol dan Yunani. Di sana orang lebih memilih minyak zaitun, ikan, sedikit produk olahan susu, dan banyak sayuran dan buah-buahan. Alkohol (seperti red wine) dalam jumlah yang cukup juga disarankan. Pola makan semacam ini menghasilkan keuntungan seperti penurunan risiko masalah jantung dan sirkulasi darah. Keuntungan ini disebabkan oleh rendahnya kadar lemak jenuh (yang biasa didapati pada mentega, keju, dan daging merah), dan kadar lemak tak jenuh tunggal (seperti minyak zaitun), serta beberapa lemak tak jenuh ganda (seperti ikan).

Studi, yang dilakukan oleh para peneliti dari sejumlah universitas di Spanyol dan melibatkan 10.000 orang Spanyol ini, juga menunjukkan bahwa negara-negara Mediterania memiliki tingkat depresi dan bunuh diri yang lebih rendah daripada Eropa bagian utara. Masih dilakukan penelitian apakah hal tersebut disebabkan oleh pola makan mereka.

Hasil studi menunjukkan.... 
Selama 4,5 tahun mengikuti penelitian ini, responden mengikuti yang pola makan Mediterania ternyata tidak begitu banyak mengalami depresi. Risiko terkena depresi hanya sekitar 1/3 dari mereka yang tidak mengikuti pola Mediterania.

Para peneliti mengatakan berapa pun banyaknya buah, kacang-kacangan, dan kacang polong, maupun tipe lemak atau minyak yang dikonsumsi responden, risiko depresi tetap rendah. Menurut para peneliti, asam lemak yang ditemukan pada minyak zaitun adalah salah satu faktor yang menyebabkan tingkat depresi yang lebih rendah. Mereka juga menyimpulkan bahwa efek secara menyeluruh dari diet tersebut lebih penting daripada memilih satu jenis makanan saja.

Tidak menunjukkan sebab-akibat 
Studi, yang hasilnya diterbitkan oleh Archives of General Psychiatry, milik American Medical Association, ini memang berskala besar. Namun studi ini tidak dapat membuktikan bahwa satu hal menyebabkan hal yang lain. Peneliti hanya dapat menunjukkan hubungan antara mereka.

Selain pola makan, olahraga secara teratur juga dipercaya mampu melindungi kita dari depresi. Dalam studi tersebut terlihat bahwa orang-orang yang mengikuti diet Mediterania ternyata juga berolahraga. Para peneliti memasukkan fakta ini ke dalam catatan saat menganalisa hasil studi. Meskipun begitu, mungkin masih ada faktor penyebab lain yang tidak tertangkap dan dimasukkan ke dalam catatan.

Sebagai contoh, mungkin saja responden yang menerapkan diet Mediterania banyak yang tinggal di Spanyol bagian selatan, dimana cuacanya lebih cerah dan hangat daripada di bagian pusat dan utara. Bahan makanan diet Mediterania, seperti ikan, sayuran segar, dan buah-buahan, juga lebih murah dan lebih banyak tersedia di bagian selatan negara tersebut. Mungkin saja perbedaan iklim dapat menjelaskan beberapa perbedaan dalam depresi. Namun, masalah geografis rupanya tidak dipertimbangkan dalam analisa mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com