Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersih-bersih Gigi, Yuk!

Kompas.com - 30/10/2009, 10:46 WIB

KOMPAS.com - Walau masih memiliki gigi susu, gigi seorang anak harus mendapatkan perhatian serius dari orangtua. Sebab, kondisi gigi susu akan menentukan pertumbuhan gigi tetap nantinya.

Sekitar 85 persen anak usia di bawah lima tahun di Indonesia mengalami masalah gigi berlubang (karies). Masalah karies pada anak dikenal juga dengan istilah sindroma karies botol, sering ditemukan pada usia akhir balita.

Penyebabnya adalah gula yang terdapat dalam susu dan minuman manis yang diminum anak menjelang tidur. Bakteri pada plak gigi lalu mengubah gula tersebut jadi asam yang merusak hingga menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi.

Walau sudah banyak informasi disebarkan, hingga kini masih banyak orangtua belum sadar akan kesehatan gigi anak balita. Kebanyakan orangtua berpendapat gigi susu belum permanen dan akan tanggal lalu digantikan oleh gigi tetap.

Padahal, menurut drg.Armasastra Bahar PhD, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, gigi anak lebih rentan dibandingkan gigi orang dewasa karena enamelnya belum terbentuk sempurna.

"Jutaan bakteri yang hidup di mulut anak bisa merusak gigi anak jika mereka tidak rajin menyikat giginya," paparnya.

Oleh karena itu, kebiasaan menggosok gigi sebaiknya ditanamkan sejak anak masih berumur dua tahun. Untuk anak berumur di bawah dua tahun, giginya bisa dibersihkan dengan kain kasa yang diberi air hangat. "Setiap kali selesai minum susu, biasakan anak untuk berkumur dengan air," kata dokter Armasastra.

Untuk menyikat gigi, lakukan minimal dua kali sehari. Masalahnya, masyarakat kita masih banyak yang belum tahu kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Fakta ini terlihat dari data Riset Kesehatan Dasar 2007 yang menyebutkan 90,7 persen penduduk menyikat gigi di saat mandi pagi dan sore.

Waktu yang dianjurkan untuk menyikat gigi adalah pagi hari, sikat gigi bisa dilakukan setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Sehabis makan, suasana mulut menjadi lebih asam dan kondisi ini disukai bakteri. Sementara itu, saat malam hari adalah saat di mana produksi air liur berkurang. Padahal air liur akan mencegah gigi kontak dengan zat asam dalam waktu yang berlebihan.

Untuk sikat gigi, pilihlah bulu sikat yang tidak terlalu keras. Pastikan seluruh permukaan gigi terkena sikat. Pilihlah pasta gigi yang mengandung fluoride, tetapi sesuai dengan kadar yang ditentukan. Untuk pasta gigi anak, kadar fluoride yang disyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah 500-1.000 ppm.

"Bila anak ingin memakai pasta gigi untuk orang dewasa, gunakan sedikit saja, yakni sekitar biji jagung," ujar dokter Armasastra.

Penelitian menunjukkan, menyikat gigi di pagi dan malam hari dengan pasta gigi berfluoride bisa mengurangi kerusakan gigi hingga 50 persen bagi anak-anak, dibandingkan dengan hanya sekali menyikat gigi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com