Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Harapan Kanker Bisa Diobati

Kompas.com - 15/11/2009, 14:58 WIB

KOMPAS.com — Para ilmuwan telah menemukan cara untuk menjinakkan sebuah protein yang memainkan peran kunci dalam kanker leukimia dan sejumlah kanker lainnya. Temuan itu memberikan harapan besar akan tersedianya jenis terapi baru guna mengatasi kanker. Upaya-upaya sebelumnya telah gagal sehingga para ahli beranggapan kanker tidak dapat diobati.

Studi yang dilaksanakan US Dana-Farber Cancer Institute itu dipublikasikan di jurnal Nature. Protein merupakan salah satu faktor transkripsi tubuh yang berfungsi menghidupkan, mematikan, dan memobilisasi gen. Protein pula yang mengontrol sel bertumbuh dan berkembang. Kabar buruknya, ia juga membantu memberikan energi pada pertumbuhan tumor.

Adapun faktor transkripsi yang menjadi sasaran studi para ahli itu disebut notch. Gen yang bertanggung jawab memproduksi protein itu kadang rusak dan bermutasi pada pasien dengan kanker darah atau dikenal juga dengan kondisi T-cell acute lymphoblastic leukaemia (ALL). Akibatnya, gen rusak tersebut selalu bekerja setiap waktu dan mendorong pertumbuhan sel tidak terkontrol yang merupakan karakteristik dari kanker.

Keabnormalan notch yang sama mendasari pula jenis kanker lain, seperti paru, ovarian, pankreas, dan lambung. Setelah meneliti struktur notch secara mendetail, mereka mengisolasi sebuah titik lemah potensial di struktur itu. Mereka kemudian menggunakan pengikat kimia untuk mencetak potongan protein yang disebut peptide dalam bentuk tiga dimensi.

Hasil cetakan ini yang kemudian dilepaskan dan diserap sel untuk menempati tempat spesifik yang dituju. Dalam beberapa percobaan, para peneliti mendapati peptide tadi dapat mengganggu dan menjinakkan kegiatan notch rusak. Percobaan ini memberikan harapan besar untuk pengobatan kanker, ujar Prof Greg Verdine dari Dana-Farber Cancer Institute.

Teknik serupa diharapkan dapat digunakan pula untuk terapi jenis kanker lainnya. Namun, penelitian awal tersebut masih harus dikembangkan dan diuji lebih lanjut efek samping penggunaan bagi manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com