Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berolahragalah untuk Gula Darah

Kompas.com - 16/03/2010, 13:17 WIB

Kompas.com — Selain mengatur pola makan, pengidap diabetes juga harus rajin berolahraga. Sebab, olahraga membantu tubuh untuk maksimal menyerap semua gula yang beredar di dalam tubuh. Tapi, bukankah olahraga juga memicu ekskresi keringat sehingga cepat membuat haus? Terlebih ketika puasa, bolehkah pengidap diabetes berolahraga?

"Jangan selalu mengidentikkan olahraga dengan cucuran keringat berlebihan, khususnya bagi pengidap diabetes,” ucap Dr Michael Triangto,SpOK, spesialis kedokteran olahraga dari Slim+Health Sports Therapy.

Maka, olahraga yang cocok adalah yang bersifat aerobik dan bukan senam aerobik. Sebab, senam aerobik memiliki gerakan yang berulang-ulang dengan waktu yang pendek, maka terasa lebih berat. Alhasil, pengidap diabetes akan mudah terengah-engah dan mempercepat terjadinya penurunan darah.

Lalu, olahraga seperti apa yang bersifat aerobik? Michael menyebutkan, jalan cepat atau bersepeda santai bisa menjadi pilihan. Tapi, sebelum melakukan olahraga tersebut, Michael mengingatkan untuk melihat apakah ada penyakit lain yang menyertai diabetes. Sebab, bisa saja olahraga yang dilakukan baik untuk diabetesnya, tapi tidak untuk komplikasi penyakit lain yang dialami.

Itu mengapa sebelum berolahraga harus didefinisikan tujuannya apa dan karena goal yang ingin dicapai adalah agar tetap sehat sepanjang puasa dan setelah puasa, maka harus dilakukan sesuai nilai kesehatan. Parameter untuk ini, ujar Michael, adalah pengukuran denyut jantung dengan rumus 220 dikurang usia dalam tahun. Hasil dari rumus itu adalah 100% dari denyut jantung dan untuk pengidap diabetes, batasannya adalah 50-70% dari denyut jantung maksimal.

Misalnya, pengidap diabetes yang berusia 30 tahun, maka denyut maksimalnya adalah 190 per menit. Maka, batasan denyut jantung ketika berjalan atau bersepeda santai adalah 80-133 per menit. Artinya, Michael menjelaskan, kurang dari 80 maka latihan yang dilakukan kurang bermanfaat, tapi kalau lebih dari 133 itu berbahaya.

Jika berbicara mengenai manfaatnya, olahraga yang dilakukan dengan teratur dan untuk jangka waktu panjang dapat membantu otot menyerap gula atau glukosa yang beredar di dalam tubuh. Sebab, pengidap diabetes sulit menyerap gula, maka butuh insulin yang lebih tinggi agar glukosa yang ditumpuk mampu diserap.

"Dan dengan melatih otot yang bersifat aerobik, sensitivitas tubuh terhadap glukosa menjadi lebih besar". Alhasil, kadar gula dalam darah dapat lebih stabil dan bagi pengidap diabetes awal, olahraga teratur mampu melepaskan diri dari ketergantungan obat. (Prevention-online/Siagian Priska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com