JAKARTA, KOMPAS.com — Pilihan terapi kesuburan semakin canggih dan beragam. Bagi pasangan yang sudah lama menantikan kehadiran momongan, terapi kesuburan ibarat "jurus" terakhir untuk hamil. Sayangnya, studi menunjukkan, terapi kesuburan bisa mengurangi kepuasan seksual.
Dari 119 perempuan yang menjalani terapi kesuburan, 40 persennya memiliki kepuasan seksual sangat rendah yang bisa mengarah pada disfungsi seksual. Demikian menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Fertility and Sterility. Bandingkan dengan kelompok kontrol, hanya 25 persen yang punya masalah kepuasan seksual.
Gangguan fungsi seksual yang umum dialami para pelaku terapi kesuburan, antara lain, hilangnya hasrat bercinta, sulit terangsang, dan rasa sakit saat berhubungan atau vagina yang kering. Selain itu, mereka juga mengaku lebih sulit mencapai orgasme.
Penelitian yang diketuai oleh Dr Leah S Millheiser dari Stanford University Medical Center, Amerika Serikat, ini tidak menyebutkan apa yang jadi penyebab gangguan kepuasan seksual tersebut.
Dalam studi sebelumnya, para ahli menemukan pasangan yang tidak subur dan terapi kesuburan yang dilakukan berpengaruh negatif terhadap emosi, baik pada suami maupun istri. Pasangan yang sedang menjalani terapi kesuburan juga cenderung merasa terpaksa melakukan hubungan seks. Hal ini diyakini membuat kepuasan seks berkurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.