Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenalkan Seksualitas pada Anak Autis

Kompas.com - 07/04/2010, 11:22 WIB

Oleh karena itu, Dini menyarankan pada orangtua dan terapis untuk lebih memfokuskan pengajaran pada kemandirian anak. "Latih anak menggunakan toilet sendiri, ajari tentang privacy dan rasa malu," sarannya.

Mengenai cara melatihnya, orangtua bisa menggunakan cara visual (dengan gambar), mengingat anak-anak autis adalah seorang visual thinker. Berikan penjelasan berdasarkan tingkat pemahaman anak dan lakukan dengan positif.

"Anak jangan ditakut-takuti, misalnya, dengan mengatakan penisnya akan meledak kalau terus dipegang-pegang. Nanti kalau tak sengaja ia memegang, ia akan terus berkonsentrasi pada penis yang meledak," ujarnya.

Orangtua juga bisa membuatkan materi social stories yang dibaca bersama anak. Misalnya, saat ada orang lain menyentuh bagian tubuhnya, ia harus bersikap tenang dan meminta orang itu tidak melakukannya. Ajari juga anak untuk minta pertolongan orang dewasa jika ada orang mengganggunya.

Kegiatan bermain peran (role plays) juga bisa menjadi metode mengajar anak. "Misalnya ajari anak sikap berdiri yang tepat, jaraknya dengan orang lain dan bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh dipandang," katanya.

Cermati pula perilaku seksual anak. Jika perilaku anak negatif, beri konsekuensi negatif. "Jangan perilaku buruk anak, misalnya menyentuhkan alat kelaminnya, ditertawai. Itu malah akan membawa konsekuensi positif dan perilakunya akan menetap," katanya.

Bila anak berperilaku baik, orangtua boleh memberikan reward berupa pujian atau hadiah kecil. Mengenai hal ini, Dini berpesan agar sistem pemberiannya harus benar, tidak berupa iming-iming, sehingga hadiah hanya akan diberikan bila perilaku si anak positif.

Yang terpenting, jangan terlalu banyak memberi nasihat verbal pada anak autis karena tidak akan diproses oleh mereka. "Anak autis lebih menyerap secara visual. Daripada mengomel panjang lebar jika anak memegang penisnya, lebih baik tanpa banyak bicara singkirkan tangan anak dari celananya atau alihkan perhatiannya pada hal lain," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com