Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KB Pria Bukan Kebiri

Kompas.com - 12/07/2010, 14:29 WIB

Keputusan vasektomi sepihak oleh suami saja sering bermasalah dalam keluarga di belakang hari. Mungkin, dalam hal ini, suami menjadi lebih enteng untuk selingkuh lantaran merasa yakin tidak bakal menghamili lagi.

Dokter di Indonesia sudah sejak tahun 1980-an memanfaatkan vasektomi sebagai kontrasepsi bedah untuk pria. Meski demikian, metode ini belum begitu bersambut. "Mungkin lebih karena alasan ego suami, rasa takut dibedah yang umumnya lebih besar dari sekadar ketakutan pihak istri," tuturnya.

Tetap bisa menikmati seks Prinsip vasektomi adalah menjadikan vas deferens atau saluran sel benih (spermatozoa) pria betul-betul buntu. Saluran sebesar kabel telepon ini berada di dalam kantong buah zakar (skrotum). "Pipa ini menjadi penghubung yang mengalirkan sel benih yang diproduksi buah zakar menuju kelenjar prostat yang berada di atasnya, di luar kantong zakar," kata dr Nur.

Di dalam prostat, sel benih direndam oleh media berupa getah yang diproduksi prostat dan disiram pula oleh cairan seminal sehingga volumenya menjadi lebih banyak. Campuran ketiganya dikenal sebagai air mani atau sperma.

Air mani yang keluar itu sesungguhnya lebih banyak berisi getah prostat dan cairan seminal (sekitar 95 persen), dan hanya sekitar 5 persen yang berisi sel benih. Taruhlah sekali ejakulasi rata-rata mengeluarkan 5 cc air mani, volume sel benihnya hanya 0,15 cc.

Setelah divasektomi, volume air mani yang sekitar 0,15 cc itu saja yang tidak ikut keluar bersama ejakulasi. Kendati yang sedikit ini besar maknanya dalam hal kesuburan, ia hampir tak ada artinya untuk urusan ejakulasi dan pernik seks lainnya. Pria tetap bisa menikmati aktivitas seksual secara baik karena vasektomi memang bukan kebiri. (GHS/putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com