Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Spa Murah-Meriah

Kompas.com - 01/08/2010, 11:42 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Lain di Bali, lain pula di Solo dan sekitarnya. Bila spa di Bali menyasar turis-turis dari Eropa dan Jepang yang mudah saja merogoh kocek puluhan juta rupiah untuk layanan spa, pelanggan spa di Solo kebanyakan adalah mahasiswi. Tarifnya tak sampai seratus ribu rupiah.

Seperti terlihat Jumat (30/7) lalu di Griya Laras, Solo, ketika suara cericit burung dan musik tradisional Sunda menemani Ati (34) yang tengah merendam kakinya ke dalam baskom berisi garam mandi. Sementara itu, Adek, terapisnya, menyalakan dupa aroma terapi lalu mengambil krim massage (pijat) yang dicampur minyak zaitun dan lulur tradisional.

Seusai merendam kaki, Ati lantas mendapat terapi pijat di seluruh tubuh mulai dari ujung kaki, tangan, hingga ke punggung dan leher dari Adek. Acara pijat dilanjutkan dengan lulur yang dibuat sendiri dari bahan-bahan alami, seperti temulawak, kunyit, beras merah, dan ketan item.

"Saya memang sudah gemar pijat sejak kuliah dulu. Berlanjut sampai sekarang," kata Ati.

Spa tidak hanya menawarkan pijat, tetapi juga unsur terapi aroma dan air. Hasilnya, tidak hanya lelah tubuh yang hilang, akan tetapi juga pikiran yang lebih rileks. Tubuh pun terasa bugar.

Ati telah mencoba berbagai layanan spa, mulai dari tempat spa ternama yang mematok harga ratusan ribu rupiah hingga yang hanya Rp 40.000. Untuk pijat, menurutnya, tidak bergantung pada tarif, melainkan kualitas pemijat. Bisa saja pijat di spa "murah meriah" terasa lebih enak ketimbang di tempat spa mahal. Keunggulan spa di tempat yang mahal mendapat pelayanan dari fasilitas yang lengkap, seperti steamer, bath tub, dan alat penghancur lemak. Ini tidak ditemui di tempat spa biasa.

Pemilik Griya Laras, Warastri Wening Resida, mengenal pijat dan spa saat mulai bekerja setelah lulus dari kuliahnya di Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS). Bekerja di perusahaan kontraktor membuatnya merasa cepat lelah sehingga ia sering pijat.

Bersama temannya, Laily, ia kemudian mendirikan Griya Laras. Ia sengaja memilih pasar menengah ke bawah. Pada praktiknya, pelanggannya sebagian besar adalah mahasiswi karena cocok dengan tarif yang "murah meriah". Untuk pijat dan lulur seluruh tubuh selama dua jam, ia hanya menetapkan tarif Rp 40.000.

Soal tempat, memang tidak semewah spa di tempat-tempat yang ternama dengan harga bisa mencapai Rp 250.000-Rp 350.000 sekali layanan. Namun soal pijat, belum tentu kalah dari spa tempat ternama karena terapisnya terlatih.

Pemilik Spa Kayu Wangi, Indri Suparno, juga menggemari spa dan pijat sehingga bersama tiga rekannya kemudian mendirikan spa dan pijat. Bidikan segmennya adalah mahasiswi meski layanan ini juga diarahkan kepada perempuan-perempuan yang gemar merawat tubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com