Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modifikasi Genetika Nyamuk

Kompas.com - 12/10/2010, 06:25 WIB

Mari kita hitung probabilitas nyamuk Aedes aegypti betina menurunkan nyamuk-nyamuk tahan dengue. Nyamuk-nyamuk Aedes aegypti betina tahan dengue memiliki kesempatan kawin dengan kedua golongan nyamuk, yaitu tahan dengue dan bukan tahan dengue.

Sementara nyamuk betina Aedes aegypti bukan tahan dengue hanya bisa dibuahi oleh nyamuk-nyamuk jantan bukan tahan dengue. Jelas bahwa kemungkinan melahirkan nyamuk-nyamuk tahan dengue sebenarnya masih lebih kecil daripada kemungkinan munculnya nyamuk-nyamuk bukan tahan dengue. Meski demikian, ini adalah langkah awal untuk menekan angka penyakit DBD yang terus meluas.

Angka penderita

Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan RI, penderita DBD pada tahun 2008 mencapai 137.469 kasus dengan korban meninggal 1.187 orang. Pada tahun 2009 tercatat 154.855 kasus dengan korban meninggal lebih banyak, yaitu 1.384 orang.

Pihak WHO telah memberikan peringatan bahwa setiap tahun, sekitar 2,5 juta orang rentan terkena DBD—yang dikenal sebagai penyakit infeksi yang penyebarannya tercepat dan disebut sebagai ”pertumbuhannya amat dramatis dalam puluhan tahun terakhir”. Berdasarkan catatan WHO, Asia merupakan daerah dengan 70 persen dari jumlah penduduk dunia yang rentan terinfeksi. Peningkatan jumlah penderita diduga keras akibat peningkatan suhu global, perubahan iklim, peningkatan jumlah penduduk, serta melesatnya pertambahan angka perjalanan antarnegara.

Sementara itu, menjaga kebersihan serta kampanye 3M (menutup, menguras, dan mengubur) rupanya belum mempan untuk mengurangi secara signifikan penyebaran DBD. Demikian pula pengasapan yang selama ini masih dilakukan di banyak tempat. Sejumlah pendapat menyebutkan, pengasapan hanya mampu ”mengusir” nyamuk Aedes aegypti, tetapi tidak membunuhnya. Maka, berbagai upaya lain amat membesarkan hati meski masih butuh waktu lama untuk sampai kepada implementasinya. Yang penting kita telah menanam harapan.

(AFP/AP/PhysOrg/ISW)    

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com