Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Lahar Dingin di Kali Kuning

Kompas.com - 31/10/2010, 15:27 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Surono mengingatkan agar semua orang tidak berada di sepanjang tepi aliran Kali Kuning yang berhulu di lereng Merapi. Berdasarkan data pengamatan dan analisis visual, endapan material vulkanik di lereng selatan sangat potensial menggelontor ke sungai itu jika terjadi banjir lahar dingin akibat hujan bercurah tinggi di kawasan puncak.

Peringatan itu disampaikan Surono, Sabtu (30/10/2010), dan diulangi lagi Minggu (31/10/2010). Jutaan meter kubik material vulkanik yang menggantung di kubah selatan Merapi sangat rawan runtuh. "Arah longsoran dan gelontoran lahar mengarah ke Kali Gendol, dan terutama ke Kali Kuning," kata Surono.

"Saya sudah ingatkan, dan sebagian justru kalangan wartawan masih terlihat sering nongkrong di cek dam Kali Kuning di Umbulharjo. Itu sangat berbahaya, meski memang dari cek dam itu view Merapi bisa terpantau dengan jelas," kata Surono.

Kali Kuning merupakan percabangan dari Kali Gendol yang hulunya di lereng selatan Merapi. Sungai ini mengalir di sisi barat Desa Umbulharjo, wilayah yang pada erupsi Merapi Sabtu kemarin, menerima kiriman hujan pasir dan abu.

Ribuan orang bermukim di sisi sungai yang kaya galian C itu. Sementara Kali Gendol di sisi timur Dusun Kinahrejo yang masuk Desa Kepuharjo, Sleman, juga berpotensi dilewati banjir lahar dingin dari jutaan meter kubik material vulkanik yang mengendap di lerengan Merapi.

Di cek dam Kali Kuning, Umbulharjo, air mengalir cukup deras di sungai itu. Sementara jalan yang melintasi cek dam itu merupakan akses utama dari Jalan Kaliurang menuju Umbulharjo, Kepuharjo, dan dusun-dusun di lereng selatan/tenggara Merapi.

Jalan itu juga menjadi rute utama logistik dan bantuan untuk ribuan pengungsi yang kini tersebar di barak-barak darurat di Wukirsari, Kepuharjo, dan desa-desa lain di sebelah timur Jalan Kaliurang. (Setya Krisna Sumargo)

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com