Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahar Dingin Mengancam

Kompas.com - 02/11/2010, 02:51 WIB

Membangun cek dam

Upaya meredam terjangan lahar dari Merapi yang terdiri dari bongkahan batu hingga pasir dan kerikil itu telah dilakukan dengan membangun kantong lahar dan cek dam.

Daya tampung kantong lahar dan cek dam untuk semua sungai yang ada di sekeliling Gunung Merapi lebih dari 16,4 juta meter kubik. Pada tiga tahun lalu, cek dam dan kantong lahar telah menampung 7,3 juta meter kubik batu dan pasir sehingga sisa daya tampung bangunan ini hanya tinggal sekitar 9,1 juta meter kubik.

Saat ini di sungai-sungai yang berada di sekeliling Merapi telah berdiri sekitar 50 cek dam, 101 dam konsolidasi, 5 kolam lahar, dan 30 groundsill. Dam ini banyak yang telah kosong karena telah digali setelah letusan Merapi tahun 2001.

Penggalian pasir tergantung kemampuan penambang. Apabila per hari dapat tergali 100.000 kubik, dalam beberapa bulan sedimen pasir dalam satu dam sabo sudah dapat dihabiskan.

Pemantauan Merapi

Aktivitas gunung berapi yang meletus dalam kurun waktu sekitar empat tahun sekali ini memang terus menyedot perhatian. Dengan periode letusan tergolong sering ini, Merapi merupakan gunung api teraktif di Indonesia. Namun, dilihat dari tingkat bahasa letusannya, Merapi, menurut pakar kegunungapian Mas Atje Purbawinata, tergolong moderat.

Pemantauan Merapi secara intensif telah dilakukan sejak abad ke-18. Namun, letusan pertama telah dicatat pada 1006. Pemantauan dilakukan selain pada kondisi geologinya, juga dengan mengukur deformasi kubah menggunakan pengukur ketinggian, global positioning system (GPS), dan penginderaan jauh dari satelit.

Sementara itu, berdasarkan data sejarah Merapi, pada Juli 1883-November 1884 terbentuk sebuah doma atau kubah. Bagian barat kubah tersebut kemudian dihancurkan pada tahun 1888.

Selanjutnya, pada 1911 terbentuk kubah barat yang kemudian hancur pada serangkaian letusan selama 25 November 1930-Oktober 1931. Peristiwa ini mengakibatkan 1.369 jiwa meninggal, yang merupakan korban manusia paling banyak dalam sejarah letusan Gunung Merapi yang berhasil dicatat.

Perilaku Gunung Merapi yang demikian itu memang akan terus memberikan ancaman kepada penduduk di sekitarnya, tetapi material berupa abu vulkanik yang mengandung mineral yang dikeluarkannya akan memberi berkah karena akan menyuburkan tanah dan menjadi sumber utama untuk bahan bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com