Obesitas atau kegemukan telah menjadi penyakit epidemi atau wabah meluas yang mengancam dunia. Wabah obesitas tidak terbatas dihadapi negara-negara maju, tetapi peningkatan lebih cepat justru terjadi di negara-negara sedang berkembang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta di antaranya dikategorikan obesitas. Pada 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka itu.
Jika melihat data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, di Indonesia terdapat 19,1 persen kasus obesitas pada penduduk berusia di atas 15 tahun. Angka tersebut melebihi besaran angka kekurangan gizi dan gizi buruk pada anak-anak usia di bawah lima tahun sebesar 18,4 persen.
Perhatian terhadap epidemi obesitas secara global semakin menguat karena meningkatnya penyakit-penyakit yang terkait dengan gaya hidup. Obesitas yang sering dikaitkan dengan gaya hidup Barat menjadi penyebab utama munculnya risiko penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, kardiovaskular, darah tinggi dan stroke, serta berbagai jenis kanker.
Kondisi obesitas menurunkan kualitas hidup manusia. Dampak lebih jauh, beban pada sistem layanan kesehatan bisa semakin berat.
Penelitian baru di Amerika Serikat yang dilakukan John Cawley dari Universitas Cornell dan Chad Meyerhoefer dari Universitas Lehigh menunjukkan, hampir 17 persen biaya kesehatan di Negeri Paman Sam itu dapat disalahkan karena ledakan obesitas. Persoalan berat badan warga negara Amerika Serikat naik dua kali lipat dari sebelumnya.
Di negara miskin
Menurut WHO, sekitar 80 persen kasus baru penyakit kanker, diabetes, dan kardiovaskular di dunia sekarang ini bukan tercatat di negara Barat yang kaya. Justru penyakit tidak menular itu meningkat pesat di negara-negara miskin yang di satu sisi menghadapi kelaparan, tetapi di sisi lain juga masalah obesitas.
”Ledakan obesitas itu sebagai konsekuensi impor gaya hidup negara-negara Barat,” kata Francis Collins, Pemimpin Institut Nasional Kesehatan Amerika Serikat, dalam acara World Health Summit di Berlin, Jerman, pertengahan Oktober ini.
Transisi nutrisi global