Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berolahragalah, Kanker Payudara Pun Hilang

Kompas.com - 15/11/2010, 08:36 WIB

Sebagai penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung, kanker payudara seolah menjadi biang kekhawatiran bagi kaum hawa. Meskipun tidak menular, banyak faktor yang diduga dapat memicu munculnya kanker payudara, seperti faktor genetis, asupan makanan, gaya hidup, hingga usia.

Di Jawa Barat, terdapat sekitar 22 juta jiwa perempuan dengan angka kejadian kanker 0,5 persen. Angka tersebut berarti dari setiap 100.000 perempuan, 26 orang di antaranya berisiko terkena kanker payudara.

Hingga kini belum ada yang bisa menunjuk pasti penyebab seorang perempuan menderita kanker payudara. Ketidaktahuan mengenai penyebab pasti kanker payudara kian simpang siur dengan berbagai mitos.

Ada yang menyebut bahwa penggunaan deodoran bisa mendorong terjadinya kanker payudara karena keringat di ketiak tidak bisa dikeluarkan. Begitu pula dengan penggunaan bra yang terlalu ketat, yang diyakini bisa memicu kanker.

”Kita berkeringat dari ujung kaki hingga kepala, penggunaan deodoran di ketiak tidak berpengaruh dengan risiko kanker. Bra yang terlalu ketat hanya menimbulkan iritasi kulit,” ujar See Hui Ti, konsultan senior Parkway Cancer Centre, Sabtu (13/11).

Nonmedis didahulukan

Selain mitos, pola pikir masyarakat yang mendahulukan pendekatan nonmedis, semacam pengobatan alternatif, kerap membuat penanganan kanker payudara terlambat. Pasalnya, kebanyakan pasien baru mendatangi dokter begitu pengobatan alternatif dirasakan tidak membuahkan hasil.

Wakil Ketua Yayasan Kesehatan Payudara (YKP) Jawa Barat Dradjat Ryanto Suardi menuturkan, alasan ekonomi menjadi penyebab utama masyarakat enggan memanfaatkan penanganan medis, apalagi harus dioperasi. ”Pendekatan alternatif memang murah untuk setiap kali datang, tapi hasilnya tidak pernah bisa terukur,” katanya.

Operasi sebetulnya merupakan penanganan bagi kanker payudara stadium awal. Dengan mengangkat kanker, berikut sebagian kecil jaringan di sekitarnya, bentuk payudara masih bisa dipertahankan. Untuk stadium yang lebih lanjut, harus dilakukan masektomi atau pengangkatan seluruh bagian payudara. Dalam stadium lanjut, tidak jarang pasien baru mengonsumsi obat.

Olahraga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com