Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Gizi Buruk di Bantul

Kompas.com - 13/12/2010, 09:34 WIB

Bantul, Kompas - Untuk menekan kasus gizi buruk di Bantul, pemberian makanan tambahan akan ditambah dari enam bulan menjadi sembilan bulan. Selama ini, banyak kasus gizi buruk kambuhan setelah pemberian makanan tambahan dihentikan. Kasus kambuhan itu membuat kasus gizi buruk tidak bisa tuntas.

”Mulai tahun depan, pemberian makanan tambahan bagi penderita gizi buruk frekuensinya ditambah. Akibatnya anggarannya juga ikut naik. Sebelumnya kebutuhan anggaran berkisar Rp 300 juta, namun nanti akan melonjak menjadi Rp 415 juta,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul dr Siti Noor Zaenab Syech Said, Sabtu (11/12).

Menurutnya, sampai akhir November, jumlah pendeita gizi buruk tercatat 209 anak. Jumlah tersebut menurun dibandingkan pada bulan Oktober yang tercatat 230 kasus. Dengan penambahan frekuensi pemberian makanan tambahan, ia yakin jumlah kasus gizi buruk tahun 2011 kurang dari 200 anak. ”Selama ini banyak yang kambuh. Penderita gizi buruk sudah kami pulihkan dengan pemberian makanan tambahan, tetapi saat dihentikan kasusnya kambuh lagi,” katanya.

Rp 7.000 per hari

Dengan rentang waktu sembilan bulan, makanan tambahan diberikan sekitar 270 hari. Anggaran tiap anak per hari ditetapkan Rp 7.000. Uang tersebut dipakai untuk membeli makanan bergizi seperti susu dan telur. ”Kami berikan langsung dalam bentuk makanan lewat pengawasan petugas kesehatan setempat,” ujarnya.

Untuk memperbaiki gizi anak, sejak 2003, Pemerintah Kabupaten Bantul juga memprogramkan pemberian obat cacing gratis bagi anak di taman kanak-kanak. Obat tersebut langsung diberikan ke siswa melalui sekolah bekerja sama dengan dinas kesehatan. Pemberian obat cacing dilakukan setiap Januari dan Juli.

Giyanti, staf Seksi Ketahanan Masyarakat Desa Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul, mengatakan, awalnya hanya diberikan kepada 23 TK. Karena ditanggapi positif, pemberian diperluas hingga ke seluruh TK. Jumlah anak TK per tahun di Bantul berkisar 20.000 orang.

”Tujuan program ini untuk antisipasi penyakit cacing. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Untuk takaran dosis obat, kami serahkan kepada pihak puskesmas,” kata Giyanti.

Ada tiga jenis cacing yang mengancam anak-anak, yakni cacing tambang, cacing cambuk, dan cacing gelang. Selain pemberian obat cacing, cara lain mencegah cacingan adalah melaksanakan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan dengan sabun setiap kali akan makan, memotong dan membersihkan kuku. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com