Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Berbagai Teori Diet

Kompas.com - 06/01/2011, 08:29 WIB

KOMPAS.com — Begitu banyak metode diet yang kita ketahui. Mana yang paling terbukti dapat merampingkan tubuh? Mari kita kupas bersama.

Jangan makan setelah pukul 20.00
Teorinya: Kecepatan tubuh untuk mengolah makanan lebih cepat pada siang hari ketimbang malam hari. Makan terlalu larut akan membuat kalori tinggal dalam tubuh dan disimpan menjadi lemak.

Faktanya: ”Tubuh kita mengolah makanan dan membakarnya menjadi kalori dengan intensitas yang sama sepanjang hari, mulai dari pagi, siang, sampai malam hari,” ucap Mary Flynn, PhD, ahli nutrisi yang bekerja di Miriam Hospital. Hanya saja pada malam hari gerak kita sedikit berkurang. ”Apalagi jika setelah makan malam, kita hanya duduk di sofa sambil menonton televisi.”

Jadi makanan cenderung berubah menjadi lemak. Tetapi, jika keesokan harinya kita melakukan olahraga, tumpukan lemak itu bisa ikut terbuang. Jadi, Flynn menambahkan, kita sebenarnya bisa saja makan malam dan lengkapi dengan berjalan di sekitar rumah selama 15-30 menit. Atau jika kita ingin mengemil pada malam hari, pilihlah camilan sehat seperti produk gandum, susu rendah lemak, dan segelas cokelat hangat tanpa gula.

Makan dengan porsi kecil dan dengan frekuensi yang sering akan memicu metabolisme tubuh
Teorinya: Porsi mini akan menjadi semacam katalisator yang mempercepat kerja tubuh dalam mengolah makanan. Jadi tubuh lebih mudah membakarnya menjadi energi.

Faktanya: Hal yang harus diperhatikan ketika menerapkan metode diet ini adalah pilihan makanan yang kita konsumsi. Ada beberapa makanan yang memang mempercepat metabolisme, tapi sebenarnya tak membantu banyak dalam menurunkan berat badan. Contohnya adalah makanan dan minuman yang mengandung kafein.

Selain memilih makanan yang tepat, lakukan juga olahraga. Karena olahraga adalah cara terefektif untuk mempercepat pembakaran kalori. Plus, olahraga akan memperkuat otot-otot sehingga tumpukan lemak yang dibakar dapat terbentuk menjadi otot yang lebih padat. Ini artinya, tak ada ruang bagi lemak baru untuk menumpuk di bagian tubuh kita.

Makanan berlabel diet akan sangat membantu program penurunan berat badan
Teorinya: Label low-fat dan low-carb pada produk makanan dibuat dengan formulasi khusus untuk membuat program penurunan berat badan kita bisa berjalan lebih praktis.

Faktanya: Tulisan low-fat atau low-carb pada makanan diet yang kita beli sebenarnya tidak otomatis menunjukkan bahwa makanan tersebut rendah kalori. Sebuah penelitian juga mengungkapkan, ketika membeli makanan dengan label tersebut, yang terjadi kita justru mengonsumsinya lebih banyak dari makanan sejenis tanpa label.

"Angkanya cukup besar, bisa sampai 50 persen lebih banyak. Konsumen berpikir berapa banyak pun yang mereka makan, kalorinya tetap mini karena rendah lemak serta rendah karbohidrat,” papar Brian Wansink, PhD, yang melakukan penelitian ini bersama Pierre Chandon, PhD. Penelitian ini telah dipublikasi pada Journal of Marketing Research pada November 2006 lalu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com