Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petik Pelajaran dari Penyebab Bunuh Diri

Kompas.com - 06/01/2011, 16:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika kita mencermati pemberitaan di media massa, banyak orang bunuh diri karena tidak tahan dengan persoalan ekonomi. Benarkah kesulitan ekonomi saja bisa membuat seseorang menjadi sangat putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya?

Dr.Surjo Dharmono, Sp.KJ, koordinator psikiatri komunitas dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) RSCM  mengatakan tindakan bunuh diri tidak dapat dipicu oleh satu faktor saja. Oleh sebab itu, ia berpendapat media massa tidak bisa langsung mengambil kesimpulan penyebab bunuh diri hanya dari peristiwanya saja.

"Kalau ditelusuri, pasti ada peristiwa tersendiri yang memicu bunuh diri. Kalau cuma faktor ekonomi, mengapa hanya beberapa saja yang bunuh diri sementara 30 juta orang miskin lainnya tidak apa-apa," paparnya di Jakarta, Kamis (6/1/2011).

Ia menjelaskan keputusan bunuh diri sering dipicu oleh banyak faktor, mulai dari depresi yang tidak ditangani dengan baik, faktor genetika (riwayat dalam keluarga) hingga ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh. Keseluruhan faktor ini bisa membuat seseorang yang terlihat "normal" bisa menjadi kehilangan harapan hidup.

Depresi bisa terjadi akibat kombinasi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang memicu stres antara lain konflik dengan keluarga, ekonomi, atau peristiwa kehilangan. Sementara itu faktor internal meliputi kepribadian, pola asuh, atau pengalaman traumatis.

"Stresor eksternal berupa ekonomi saja biasanya tidak sampai membuat orang ingin bunuh diri. Pasti ada faktor-faktor lain yang membuat orang tersebut sampai merasa tidak berdaya," paparnya.

Oleh karena itu, Surjo mengharapkan agar media massa lebih menyoroti faktor penyebab bunuh diri agar masyarakat dapat mengambil pelajaran. "Jangan hanya ujungnya (peristiwanya) saja yang diberitakan, tapi juga latar belakang korban bunuh diri itu. Dengan demikian orang lain bisa menarik pelajaran," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com