Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Arif Melawan Kanker Mata

Kompas.com - 08/02/2011, 15:47 WIB

Berdasarkan literatur medis, retinoblastoma merupakan jenis kanker yang dimulai dari retina atau lapisan sensitif di dalam mata. Retina terdiri dari jaringan saraf yang merespons cahaya masuk ke mata. Retina mengirimkan sinyal melalui saraf optik ke otak, di mana sinyal diinterpretasikan sebagai gambar. 

Kasus retinoblastoma pada umumnya lebih sering ditemukan pada anak-anak. Tanda-tanda terjadinya retinoblastoma, antara lain, warna putih di pusat lingkaran mata (pupil) ketika sinar memantul di mata seperti ketika terkena flash kamera, arah pandangan mata terlihat berbeda satu sama lain (juling), mata kemerahan dan bengkak.

Berdasarkan penjelasan dalam situs Mayo Clinic, retinablastoma timbul ketika terjadi mutasi genetik pada sel saraf retina, yang menyebabkannya terus tumbuh dan melipatgandakan diri. Akumulasi sel ini kemudian membentuk tumor.

Retinoblastoma dapat menyerang ke dalam mata dan jaringan di sekitarnya. Retinoblastoma juga dapat menyebar ke area lain di dalam tubuh, seperti otak dan tulang belakang.

Pada umumnya, tidak jelas apa yang menjadi penyebab retinoblastoma. Tetapi adalah hal yang mungkin jika ini merupakan kondisi bawaan. Mutasi gen yang meningkatkan risiko retinoblastoma dan kanker lain dapat menurun dari orang tua ke anak. 

Mata Diangkat

Arif sendiri telah menjalani lima kali kemoterapi di RS Dharmais sejak Juli lalu. Rencananya, setelah kemoterapi ke enam, mata kiri Arif akan diangkat.

"Berat sebenarnya, tetapi kalau itu memang jalan terbaik untuk menghilangkan penyakitnya, kami rela. Arif juga mengatakan, dia ingin sekali sembuh, kembali ke rumah dan bermain dengan kakak-kakak dan teman-temannya," ujar Endang.

Arif, saat terbangun dari tidur siangnya, langsung bergelayut manja pada ibunya. "Bacakan buku cerita lagi," katanya.

Menurut Endang, untuk mengatasi kejenuhan, Arif sering kali meminta dibacakan berbagai buku cerita. "Karena dia enggak punya teman. Tapi, saya salut, dia tidak pernah mengeluh. Saya selalu berdoa, supaya Allah mengabulkan doa saya yang memohon kesembuhannya," kata Endang.

Kepada orangtua yang juga tengah berjuang bagi kesembuhan anaknya, Endang berpesan, agar tak patah semangat. "Anak-anak pasti tidak ingin melihat orangtuanya bersedih karena mereka. Percayalah, semangat dan keyakinan kita juga membantu kesembuhan mereka," ujar Endang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com