Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Sih Enterobacter Sakazakii Itu?

Kompas.com - 10/02/2011, 08:41 WIB

KOMPAS.com — Hari ini, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan  Institut Pertanian Bogor (IPB) akan mengklarifikasi dan mengumumkan soal cemaran bakteri Enterobacter sakazakii (E. sakazakii) dalam susu formula anak-anak dan makanan bayi.  Pengumuman nama-nama merek susu yang tercemar ini akan dilakukan di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) telah memerintahkan Kementerian Kesehatan, BPOM dan IPB untuk mengumumkan nama produsen susu formula yang ditemukan mengandung bakteri tersebut.

Perintah itu dikeluarkan karena ada salah seorang warga yang menggugat hasil penelitian itu dan menuntut pemerintah mengumumkan para produsen susu sehingga bisa mengambil tindakan pencegahan. MA yang memenangkan gugatan itu kemudian memerintahkan ketiga pihak, yakni Kemenkes, Badan POM, dan IPB mengumumkan nama produsen.

Berdasarkan hasil penelitian IPB terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Penelitian sendiri telah dilakukan pada 2008, tetapi ketiga pihak tersebut tidak bersedia mengumumkan.

Untuk sekadar kembali mengingatkan, berikut adalah artikel dari Dr Widodo Judarwanto SpA yang mengulas informasi mengenai bakteri Enterobacter sakazakii. Apakah cemaran bakteri ini berbahaya pada bayi atau anak? Dan bagaiamana hal itu bisa terjadi?

Gejala keracunan yang ditimbulkan oleh susu formula bayi tidak disebabkan oleh komponen biokimia atau bahan yang terkandung di dalamnya. Manusia dapat mengalami gejala keracunan karena susu tersebut telah terkontaminasi oleh bakteri. Susu dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri karena di dalamnya terdapat komponen biokimia yang juga diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang.

Selain E. sakazakii, bakteri lain yang sering mengontaminasi susu formula adalah Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing,  Salmonella Virchow,  Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya.

"Enterobacter sakazakii"

E. sakazakii pertama kali ditemukan pada  1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis.  Sejauh ini juga dilaporkan beberapa kasus yang serupa pada beberapa negara. Meskipun bakteri ini dapat menginfeksi pada segala usia, risiko terbesar terkena adalah usia bayi. Peningkatan kasus yang besar dilaporkan terjadi di bagian Neonatal Intensive Care Units (NICUs) beberapa rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika, dan Kanada.

Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100.000 bayi. Terjadi peningkatan angka kejadian  menjadi 9,4 per 100.000 pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (< 1.5 kg) . Sebenarnya temuan peneliti IPB tersebut mungkin tidak terlalu mengejutkan karena dalam sebuah penelitian prevalensi  kontaminasi di sebuah negara juga didapatkan dari 141 susu bubuk formula didapatkan 20 kultur positif  E. sakazakii.   E. sakazakii adalah suatu kuman jenis gram negatif dari keluarga enterobacteriaceae. Organisme ini dikenal sebagai yellow pigmented Enterobacter cloacae.  Pada 1980, bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis yang baru berdasarkan pada perbedaan analisis hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Disebutkan,  dengan hibridasi DNA menunjukkan E. sakazakii 53-54 persen dikaitkan dengan 2 spesies yang berbeda genus, yaitu Enterobacter dan Citrobacter.

Halaman:
Baca tentang

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau