Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Susu dari Bunda

Kompas.com - 20/03/2011, 03:55 WIB

”Setelah berhasil, saya pikir pasti banyak ibu lain yang memiliki hambatan serupa. Lalu, saya buat kurir ASI dan ternyata memang banyak yang membutuhkan. Saya senang, mereka akhirnya tetap bisa memberi ASI meski bekerja,” kata Fikri.

Sewa pompa dan donor ASI

Selain terbantu oleh jasa kurir ASI, ibu-ibu menyusui juga terbantu oleh penyedia jasa penyewaan pompa ASI serta boks pendingin. Sainah (27) adalah salah seorang pemilik usaha layanan tersebut.

Usaha yang dimulai November 2010 ini dibuat setelah salah satu tetangga Sainah yang tengah menyusui memaksa meminjam pompa ASI miliknya. Si tetangga membutuhkan pompa agar bisa memerah ASI untuk disimpan dan diminumkan pada anak di saat dia bekerja.

”Tetangga saya itu benar-benar membutuhkan dan membujuk saya. Dia bilang mau membayar sebagai sewanya,” tutur Sainah.

Karena peristiwa itulah, Sainah lalu terpikir untuk menyewakan pompa ASI miliknya. Kini Sainah memiliki sembilan pompa ASI. Sainah mempromosikan penyewaan pompanya melalui Kaskus di internet.

”Saya merasakan perihnya kalau enggak bisa menyusui anak. Anak saya yang pertama juga tidak bisa saya susui ASI eksklusif. Makanya, saya bisa memahami ibu-ibu yang berusaha apa pun demi bisa menyusui bayinya,” lanjutnya.

Mira Maryana (27), termasuk ibu yang terbantu dengan jasa yang ditawarkan Sainah. ”Harga pompa ASI elektrik kan mahal. Oleh karena itu, saya menyewa dulu untuk memastikan benar-benar cocok atau tidak. Kalau sudah terlanjur beli lalu tidak cocok, kan sayang,” tutur Mira, yang menggunakan pompa sewaan untuk memompa ASI di sela-sela kesibukan bekerja.

Ada ibu-ibu yang berkelimpahan air susu ibu. Namun, ada pula ibu-ibu yang karena sebab-sebab tertentu produksi ASI-nya terhambat. Putri Tambunan (24), ibu muda yang cantik itu, termasuk yang mendapat anugerah ASI melimpah sehingga bisa menjadi donor ASI. Di rumahnya di Bintaro, sampai saat ini tersimpan tak kurang dari 350 botol ASI ukuran 170 ml. ASI itu

memenuhi kulkas dan siap untuk diberikan kepada yang membutuhkan secara cuma-cuma. Meski demikian, Putri tak sembarangan memberikan ASI-nya itu.

”Saya harus kenal dulu ibunya. Faktor utama yang saya lihat adalah alasan dia meminta ASI. Alasan medis bisa saya terima. Tetapi kalau saya lihat alasannya hanya karena dia malas memompa, tidak saya berikan. Saya tidak mau si ibu sangat bergantung pada saya,” kata Putri yang menyumbangkan ASI-nya lewat mediasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). (SF/DAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com