Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Antiperspirant" Tak Sebabkan Kanker Payudara

Kompas.com - 24/03/2011, 14:59 WIB

KOMPAS.com - Selama ini muncul perdebatan, apakah benar deodoran yang mengandung antiperspirant (antikeringat) menjadi penyebab kanker payudara. Ahli yang menyokong pendapat ini berdasar pada penelitian pada tahun 1990-an yang menyebutkan senyawa aluminium yang jamak ditemui dalam deodoran, bisa mengakibatkan kerusakan DNA yang ujung-ujungnya menimbulkan penyakit kanker payudara.

Namun ada juga ahli yang tidak sependapat, seperti Dr Chris Flowers, Direktur Umum Asosiasi Perusahaan Kosmetik dan Parfum, Inggris. Ia mengatakan, kaitan antara deodoran dan antiperspirant dengan kanker tidak beralasan. Zat ini sudah digunakan secara luas lebih dari 50 tahun, tidak hanya pada produk deodoran saja. Data menunjukkan, senyawa ini aman digunakan.

Informasi yang saling bertentangan ini tentu membingungkan Anda. Tetapi, baru-baru ini American Cancer Society menyatakan tidak ingin lagi memperpanjang rumor tersebut. Ada lima pernyataan yang mereka keluarkan mengenai produk antiperspirant, yaitu tidak benar bahwa:

1. Antiperspirant meningkatkan risiko kanker payudara.
2. Mengoleskan antiperspirant langsung setelah mencukur bulu ketiak membuat bahan kimia lebih mudah memasuki tubuh, dan meningkatkan risiko kanker payudara.
3. Kandungan paraben dalam antiperspirant menyebabkan penyakit.
4. Antiperspirant mencegah racun-racun penyebab kanker keluar melalui kelenjar getah bening, sehingga racun-racun tersebut menumpuk dalam jaringan payudara.
5. Pria cenderung tidak akan terkena kanker payudara karena bahan deodoran ini biasanya tersangkut di bulu ketiak mereka, sehingga tidak diserap oleh kulit.

American Cancer Society juga menyertakan sejumlah studi untuk mendukung pernyataannya ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com