Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya bagi Pemain Drum

Kompas.com - 29/03/2011, 06:41 WIB

Mengingat bermusik merupakan aktivitas yang sarat gerak, penabuh drum juga perlu mewaspadai gangguan pada organ gerak.

Dokter ahli saraf Darmawan Muljono, mewakili tim dokter dari Ramsay Spine Center Rumah Sakit Premier Bintaro, menyebutkan, cedera tulang belakang pada penabuh drum terkait erat dengan pergerakan tubuh. Selain Darmawan, tim dokter Spine Center terdiri dari ahli bedah tulang Luthfi Gatham, ahli rehabilitasi medik Peni Kusumastuti, ahli saraf Tuti Suwirno Zacharia, dan ahli radiologi Riris Himawati.

Aktivitas yang melampaui kemampuan, seperti mengangkat beban berat atau terpukul, dapat mengakibatkan kerusakan anggota gerak. Cedera juga bisa terjadi tanpa disadari, tetapi berulang-ulang dalam jangka waktu lama (minimal repetitive accumulative injury) serta pemakaian berlebihan (over-use injury). Penabuh drum berisiko mengalami cedera karena saat menabuh drum tak ada penunjang kedua lengannya sehingga besar kemungkinan timbul gangguan di tengkuk dan leher.

Leher sering mengalami cedera, seperti kerusakan tulang, persendian, dan jaringan pengikat. Gangguan itu akan mengganggu sistem saraf. Timbul nyeri di tengkuk, sakit kepala, dan kesemutan yang menjalar ke lengan. Jika berkelanjutan, terjadi pengisutan otot, akhirnya otot lemah dan lumpuh.

Risiko lain ialah gangguan saraf lengan atau saraf persendian tangan. Terjadi penjepitan saraf dalam terowongan sendi tangan akibat peradangan karena cedera. Timbul rasa nyeri, kesemutan, baal pada jari-jari tangan dan telapak serta punggung tangan, kesulitan menggenggam, lama-kelamaan otot mengisut, dan terjadi kelemahan otot-otot jari tangan.

Persendian dan otot-otot lengan juga dapat cedera, misalnya persendian gelang bahu, persendian siku, tangan, dan jari-jari. Persendian atau otot yang cedera akan terasa nyeri dan pergerakan jadi terbatas.

Guna mengurangi risiko cedera, latihan pemanasan berupa peregangan pinggang, leher, gelang bahu, lengan, siku, tangan, dan jari-jari sangat penting. Pembebanan yang bertahap untuk mengondisikan anggota gerak menghadapi segala postur dan aktivitas akan sangat membantu. Sebaiknya aktivitas yang berlebihan dihindari dengan cara beristirahat setelah beberapa pertunjukan.

”Postur tubuh yang baik saat beraktivitas dapat mencegah cedera. Letak tempat duduk dengan alat musik perlu diatur agar tidak terjadi kesalahan postur. Ukuran batang pemukul drum perlu disesuaikan dengan ukuran tangan,” kata Darmawan.

Jika terjadi cedera, pemusik disarankan berhenti sementara guna mencegah kerusakan lebih lanjut. Daerah yang cedera dikompres es selama 7-10 menit dan diistirahatkan 24-48 jam sambil melakukan latihan ringan tanpa pembebanan. Obat antiperadangan dapat dikonsumsi untuk meringankan keluhan.

Jika keluhan tidak berkurang, langkah terbaik adalah memeriksakan diri ke dokter. Keadaan kronik (cedera sudah berlangsung lama) biasanya lebih sulit ditangani. Umumnya, dilakukan tindakan fisioterapi seperti pemanasan, ultrasound, stimulasi elektris guna meningkatkan aliran darah pada daerah yang terlibat, disertai latihan peregangan mobilisasi sendi-sendi atau otot yang cedera sehingga menjadi lentur dan kuat. Pemulihan bergantung pada berat ringannya gangguan, proses baru atau lamanya, serta penyebab yang mendasari kerusakan.

Darmawan mengatakan, pencegahan dan penanganan sedini mungkin tetap yang terpenting. Kalau kesehatan tetap prima, karier bermusik pun awet terjaga.

 INDIRA PERMANASARI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com