Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dora Dipindahkan agar Dirawat Lebih Baik

Kompas.com - 08/06/2011, 21:33 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Pemindahan Dora Indriyanti Tri Murni (25) dari RSUP Dr M Djamil, Padang, Sumatera Barat, ke RS Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Rabu (8/6/2011), agar mahasiswi semester VI Universitas Bung Hatta, Padang, itu mendapat perawatan yang lebih baik.

Selain itu, agar penangangan penyakit yang belum diketahui jenisnya itu bisa dilakukan dengan diagnosa yang tepat.

Dora Indriyanti Tri Murni menderita penyakit langka berupa darah yang mengucur dari kepala jika keadaannya tertekan atau banyak pikiran, Kamis (8/6) pagi dievakuasi

Direktur Utama RSUP Dr M Djamil, Dr Aumas Pabuti MARS, di Padang, Rabu, mengatakan, pemindahan itu dilakukan agar beberapa tes bisa dilakukan lebih baik, dengan alat-alat yang lebih komplet. "Sementara dari hasil perawatan di sini, penyakit yang diderita Dora kemungkinan sejenis penyakit autoimun," katanya.

Dalam evakuasi yang berlangsung sekitar pukul 07.00 itu, Dora yang dirawat di RSUP Dr M Djamil Padang sejak 23 Mei lalu tampak lemah. Dora yang mengenakan kemeja kotak-kotak warna biru, didorong di atas kursi roda sebelum dipindahkan ke atas dipan beroda. Kondisinya sangat payah.

Jarum infus juga masih menancap di pergelangan tangannya. Dora kemudian dimasukkan dalam ambulans yang mengantarnya ke Bandara Internasional Minangkabau.

Kepergian Dora ke Jakarta diiringi ibu tirinya, Mawarni (35). " Saya belum tahu akan berapa lama di Jakarta. Selama di Jakarta saya juga akan tinggal di rumah sakit. Saya pun takut dengan keadaan Dora sekarang, karena saat saya tunggui di Padang ia juga sempat pingsan," kata Mawarni.

Sejumlah sahabat Dora mengiringi pemindahan Dora ke Jakarta dengan isak tangis. Wakil Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, melepas pemindahan Dora sembari menyerahkan sumbangan dari Bazis.

Tim dokter di RSUP Dr M Djamil sebelumnya mengutarakan tiga kemungkinan penyakit yang diderita Dora. Masing-masing terkait dengan gangguan pada sistem vaskular atau pembuluh darah, gangguan pada fungsi trombosit atau disebut trombopati, dan gangguan pada fungsi koagulasi atau pembekuan darah.

Dari tiga kemungkinan tersebut, sementara ini terdapat kemungkinan trombopati yang diduga paling besar. Namun dugaan-dugaan itu belum bisa dipastikan, sehingga jenis penyakit juga belum diketahui dan menyebabkan belum dapatnya pengobatan pada sumber penyakit dilakukan.

Untuk jenis tes, guna memeriksa segregasi trombosit pada fungsi trombosit dalam darah, masih harus dilakukan di laboratorium RS Dr Cipto Mangunkusumo. Persoalannya, bagian darah yang hendak diperiksa untuk kepentingan tes itu hanya bisa bertahan selama empat jam, dan membuat Dora harus dipindahkan perawatannya.

Selain tes itu, dilakukan pula tes ANA (anti nuclear antibody) guna mengetahui keberadaan ANA sebagai sejenis autoantibodi dari sistem kekebalan tubuh yang menyerang inti sel.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com