Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Commuter Line Tugas Bersama

Kompas.com - 20/06/2011, 16:09 WIB

JAKARTA-KOMPAS.com - Tahap awal rencana penerapan sistem commuter line untuk KRL Jabodetabek penerapannya baru dilakukan untuk single operation. Penerapan sistem ini baru diuji coba pada Sabtu (18/6) yang lalu. Sedangkan untuk single class, single tarif, dan single ticket, baru akan diterapkan setelahnya.

Kepala Daerah Operasi I (Jabodetabek) PT KAI Purnomo Radiq mengatakan akan menjalankan sistem commuter line sesungguhnya "Kita ingin menerapkan sistem commuter line sesungguhnya. Commuter line itu punya sifat single operator, single class, single tariff, dan single ticket dan semua ini nanti akan kita terapkan. Sistem itu ke depan akan kita jalankan, sehingga pelaksanaannya bisa lebih baik," ujarnya di Gedung Ranuza, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (20/6/2011).

Dalam diskusi Asosiasi Penumpang Kereta Api (Aspeka) bertajuk Kelayakan Penerapan Single Operation KRL Jabodetabek, Purnomo mengatakan pada 2014 sistem single class juga akan diterapkan. "Perubahan yang ingin dilakukan single operation dulu, pada 2014 baru single class, yang akan kita mulai perubahan, ini beban yang mendasar sekali," jelasnya.

Purnomo juga mengatakan akan ada perubahan bentuk pelayanan ke arah yang lebih baik lagi dan ini merupakan tanggung jawab bersama tidak hanya PT KAI. "Semua harus bertanggung jawab terhadap perbaikan sistem ini. Seperti kapasitas daya angkut. Perubahan harus dimulai dari sekarang, jika tidak angkutan massal tidak dapat berubah,"jelasnya.

Sementara itu, Sabila (25) warga Depok yang ikut ambil bagian dalam diskusi tersebut mengatakan kekhawatirannya kepada PT KAI karna dengan sistem single operation tersebut akan menambah waktu tempuh.

"Bisa semakin lama sampai tujuan, karena semua keretanya diberangkatkan dari Bogor, kita khawatir sampai di Depok sudah penuh," tambahnya. Seperti diberitakan, uji coba pada hari Sabtu (18/6/2011), ditujukan untuk melihat kelancaran sistem KRL Commuter Line yang rencananya akan diterapkan permanen per 2 Juli.

Program ini dibuat untuk mencapai target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019. Adapun jumlah penumpang yang dapat diangkut saat ini baru sekitar 400.000 jiwa per hari. Nantinya, semua KRL akan memiliki waktu tempuh perjalanan yang sama, berhenti di stasiun yang sama, dan tidak dilakukan penyusulan antar-KRL. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com