Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Pariaman, Cemara, dan Beruk

Kompas.com - 28/06/2011, 17:02 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com - Pohon-pohon cemara berjejer elok bagai seri kartupos dari negara-negara Eropa. Pemandangan yang asing, paduan antara birunya laut dengan pohon cemara. Tak seperti di kebanyakan pesisir pantai yang ditumbuhi pohon kelapa, beberapa pantai di Kota Pariaman, Sumatera Barat, malah ditumbuhi pohon cemara.

Pemerintah daerah memang sengaja menanam pohon cemara di pantai-pantai tersebut. Pohon cemara ini mulai ditanam di era tahun 80-an. Ada tiga pantai yang menjadi primadona kota tersebut. Pantai Kata, Pantai Cermin, dan Pantai Gandoriah adalah pantai-pantai yang menjadi favorit wisatawan. Perlu waktu sekitar dua jam dari Kota Padang untuk sampai ke pantai-pantai ini.

Ombak yang tenang cocok untuk lokasi berenang. Pasirnya bisa dibilang tak putih. Warna pasir lebih mengarah ke hitam. Di kala matahari menyengat, pasir seperti kristal. Kandungan garam yang tertimpa sinar matahari, berkilauan bagai permata. Tanaman rambat menghiasi pasir. Selain cemara, kawasan Pariaman banyak ditumbuhi pohon kelapa. Karena itu, salah satu atraksi khas Pariaman adalah "baruak mamanjek karambia". Kelapa-kelapa dipetik oleh beruk yang sangat terampil memanjat dan memilih kelapa.

Pantai Kata Pohon cemara tumbuh begitu lebat di area Pantai Kata. Jika Anda melewati pantai ini menuju Pantai Cermin, dari kendaraan Anda akan melihat deretan pohon cemara dengan latar belakang laut. Begitu cantik seolah-olah membawa Anda ke dimensi lain. Menurut tutur penduduk setempat, dibanding Pantai Cermin dan Pantai Gandoriah, pohon cemara di Pantai Kata relatif masih muda. Sehingga masih banyak bisa ditemui di pantai tersebut.

Pantai Cermin Cemara Mini atau disingkat dengan Cermin. Di area Pantai Cermin, pohon-pohon cemara masih merajai. Namun pohon cemara di kawasan ini usianya sudah lebih tua dibanding Pantai Kata. Akibatnya beberapa cemara ditebangi karena khawatir suatu waktu tumbang. Beberapa pedagang berjualan aneka makanan dan minuman di seputaran pantai. Sebagian besar kios berada di pasir pantai. Berbeda dengan kios di Pantai Gandoriah yang terpisahkan oleh jalan. Beberapa perahu nelayan ditambatkan di Pantai Cermin.

Pantai Gandoriah Arahkan perjalanan ke utara dari Pantai Cemin dan temuilah Pantai Gandoriah. Sama seperti di Pantai Cermin, beberapa kios pedagang berjejer menghadap pantai. Pengunjung bisa memilih makan dan minum di dalam warung ataupun di kursi-kursi yang ditempatkan di area pantai. Jangan lupa menikmati panorama pantai sambil makan aneka jajanan gorengan. Penjaja camilan akan berkeliling menawarkan aneka camilan goreng. Sebut saja udang yang dibalur tepung dan digoreng. Namun yang unik adalah kepiting muda yang digoreng tepung.

Dari ketiga pantai tersebut, pengunjung dapat melihat pulau-pulau di seberang lautan. Beberapa pulau tersebut adalah Pulau Tangah, Pulau Ujung, Pulau Kaseik, Pulau Anso, dan Pulau Gosong. Beberapa merupakan pulau tak berpenghuni. Sedangkan Pulau Anso adalah pulau berpenghuni yang terkenal dengan sebuah masjid di tengah pulau. Dari Pantai Gandoriah, masjid tersebut dapat terlihat walau hanya setitik. Beberapa penduduk setempat mengatakan saat bulan Puasa dan Lebaran, Pulau Anso ramai dikunjungi. Kehadiran masjid itu memang mampu menarik para umat untuk beribadah di sana.

Sedangkan Pulau Gosong banyak diincar para nelayan. Salah satunya adalah Bustam. Ia menuturkan di Pulau Gosong banyak terdapat telur penyu. Memang, beberapa daerah di Sumatera Barat seperti di Padang dan Pariaman, banyak sekali yang berjualan kuliner khas dari telur penyu. Di satu sisi, makanan tersebut merupakan bagian dari pariwisata. Di sisi lain, kekhawatiran penyu menjadi satwa langka pun menjadi isu lantang bagi pelestarian lingkungan. Cemara-cemara di pantai-pantai Pariaman pun ditanam bukan tanpa maksud. Isu lingkungan menjadi alasannya. Selain keindahan, pohon cemara berfungsi untuk penghijauan dan mencegah abrasi pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com