Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Susu Tercemar "E sakazakii"

Kompas.com - 09/07/2011, 03:48 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah tak menemukan produk susu formula yang beredar saat ini, baik lokal maupun impor, tercemar Enterobacter sakazakii. Hal ini merupakan hasil survei bersama tiga lembaga, yakni Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Institut Pertanian Bogor.

Dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Kominfo, Jumat (8/7), Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan Trihono mengatakan, survei dilakukan pada semua produk susu formula yang beredar di pasaran berjumlah 47 merek.

Pengambilan contoh dilakukan di swalayan dan pasar tradisional di 23 provinsi. Pengambilan contoh susu mengacu pada ISO/TS 22964 : 2006, yaitu metode khusus untuk mendeteksi kandungan E sakazakii pada susu formula yang berlaku secara internasional.

Untuk menjamin obyektivitas hasil survei, demikian Trihono yang juga Pengarah Tim Nasional Survei Cemaran Mikroba pada Susu Formula Bayi, merek contoh ditutup dan diganti dengan kode. ”Kesimpulannya, tidak ditemukan pencemaran bakteri pada susu formula yang beredar tahun ini,” ujar Trihono.

Berbeda dengan riset yang dilakukan IPB tahun 2003-2006 yang hasilnya menemukan ada susu formula yang tercemar, dia mengatakan, survei bersama ini termasuk kategori surveilans yang bertujuan mencari informasi ada tidaknya cemaran bakteri.

Sementara itu, riset IPB tergolong isolat. ”Sifat riset isolat adalah berburu bakteri. Di sini, tidak ada ketentuan jumlah contoh dan tidak untuk diumumkan. Fungsinya untuk menguji karakter patologis pada obyek tertentu,” katanya. Hal senada dikemukakan Rektor IPB Herry Suhardiyanto.

Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih mengingatkan, bayi sampai usia enam bulan sebaiknya diberi ASI eksklusif, bukan susu formula. (JON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com