KOMPAS.com – Penyakit ginjal kronis biasanya tidak menimbulkan gejala awal yang jelas, sehingga penyakit ini seringkali terlambat diketahui dan ditangani dengan tepat. Untuk itulah, pemeriksaan ginjal untuk mendeteksi gagal ginjal kronis harus segera dilakukan untuk mencegah dampak yang lebih parah.
Menurut spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, dr. Candra Wibowo, Sp.PD, jumlah pasien penderita penyakit ginjal kronik semakin lama semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pasien yang datang pun kebanyakan sudah dalam tahap parah.
Diketahui bahwa penyebab paling banyak penyakit ginjal kronik adalah penyakit diabetes. Tetapi, ada beragam penyakit dan faktor lain yang memengaruhi perkembangan penyakit ini.
“Kalau tidak dikelola dan dideteksi secara dini, pasien akan jatuh pada gagal ginjal yang harus cuci darah, cangkok ginjal dan cuci rongga perut,” ujarnya, Senin, (18/7/2011) di Jakarta.
Meski tidak menimbulkan gejala di awal, penyakit ginjal kronis dapat menunjukkan beberapa gejala, yang biasanya akan muncul seiring dengan bertambah parahnya penyakit ginjal. Gejala-gejala tersebut misanya, tubuh merasa lelah, sulit tidur, gangguan konsentrasi, sering bekemih di malam hari dan nafsu makan yang menurun.
Menurut Candra, melakukan skrining penyakit ginjal sebenarnya bukanlah hal yang sulit dilakukan. Untuk menjalani pemeriksaan ginjal dan urin harganya pun tidak terlalu mahal yakni sekitar Rp. 20.00 hingga Rp. 40.000 ribu.
"Skrining harus segera dilakukan, karena penyakit ginjal kronik tidak ada gejalanya," imbuhnya.
Candra juga menyarankan agar pemeriksaan tidak harus menunggu sampai usia tertentu, apalagi bila seseorang memiliki faktor risiko. "Kalau dia punya faktor risiko tidak usah menunggu sampai umur 40 tahun. Jadi misalnya ada orang umur 38 menderita diabetes, harus diskrining ginjalnya, nggak perlu nunggu umur 40 tahun,” jelasnya.
Cuci darah dan transplantasi ginjal merupakan bagian dari upaya pengobatan yang harus ditempuh pasien yang kondisi ginjalnya sudah rusak parah. Dengan melakukan cuci darah, bukan berarti ginjal yang sudah rusak bisa sembuh lagi, melainkan hanya untuk mempertahankan kualitas hidup seseorang.
Lebih lanjut Candra mengungkapkan, usaha pencegahan penyakit ginjal sebenarnya dapat dilakukan mudah dilakukan yakni dengan menerapkan pola gaya hidup yang sehat.