Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kulit Merah Bersisik, Waspadai Psoriasis

Kompas.com - 18/08/2011, 11:01 WIB

Kompas.com - Bagi kebanyakan orang, nama psoriasis tidak banyak dikenal. Padahal, sekitar satu sampai dua persen populasi menderita penyakit ini. Karena penampilannya yang mirip, penyakit autoimun yang menyerang kulit ini sering dikira sebagai penyakit kusta.

Penyakit psoriasis merupakan penyakit kulit menahun akibat gangguan kekebalan tubuh (autoimun) yang menyebabkan sel-sel kulit mati diproduksi secara berlebih. Penyakit ini belum bisa disembuhkan dan bersifat kambuhan.

Di dunia penyakit ini sudah diketahui sejak tahun 150 SM. Namun di Indonesia baru belakangan ini tersedia cukup informasi mengenai penyakit ini.

Ketidaktahuan mengenai penyakit psoriasi membuat banyak penderitanya menebak-nebak penyebab timbulnya penyakit itu dan mencari pengobatan sendiri.

"Semula dokter mendiagnosis saya kena alergi dan kaligata tetapi obat yang diberi tak menyembuhkan gatal-gatal di seluruh tubuh yang saya rasakan," kata Helena Intan (46), penderita psoriasis yang sudah 10 tahun menderita psoriasis.

Perempuan yang semula aktif itu sempat terpukul dengan kondisinya karena ia tidak juga menemukan informasi yang jelas mengenai penyakit yang membuatnya menderita gatal luar biasa itu.

Beruntung di tahun 2001 ia sudah mengenal internet sehingga ia cukup terbantu dengan informasi yang dicarinya di berbagai situs kesehatan. Saat itu pula ia langsung bergabung dengan yayasan psoriasis di Amerika.

Informasi yang minim mengenai psoriasis juga sempat membuat Sarah Sita Nala (27) mengira hanya ia seorang yang menderita psoriasis.

"Saat kelas 3 SD, saya menderita gatal di kulit kepala yang sangat hebat. Semula saya kira itu ketombe tetapi makin digaruk rasanya semakin gatal," kata Sarah yang sudah 18 tahun berteman dengan penyakitnya itu.

Sarah sudah berobat ke banyak dokter tetapi tidak ada yang mampu menyembuhkan penyakitnya, bahkan ia pernah salah didiagnosa dan menjalani terapi yang membuat psoriasisnya bertambah parah. "Sekarang saya agak traumatis jika melakukan terapi di dokter," katanya dalam acara media edukasi mengenai psoriasis yang diakan Leo Pharma di Jakarta beberapa waktu lalu.

Meski dokter menyatakan penyakit psoriasis tidak menular, namun Sarah sering merasa dijauhi banyak orang karena melihat penampilan kulitnya.

"Bertahun-tahun saya merasa tidak pede, menurutp diri dan putus asa akibat penolakan dari masyarakat. Bahkan teman-teman takut menyentuh saya karena tak ingin tertular," ungkap gadis yang bekerja sebagai tenaga pemasaran di sebuah perusahaan alat kesehatan ini.

Cegah kekambuhan

Sel-sel kulit sehat umumnya diganti setiap 28 hari, tetapi siklus ini pada pasien psoriasis terjadi setiap 3-5 hari sehingga kulit mati yang berlebih terakumulasi pada permukaan menyebabkan penonjolan dengan sisik berwarna keperakan. Gejala lain adalah rasa gatal dan kemerahan.

Psoriasis dapat terjadi secara lokal (satu bagian tubuh), sendi (psoriasis artritis), psoriasis bernanah, dan seluruh badan merah, gatal, serta menggigil.

Psoriasis tahap awal berupa bintik merah, yang makin melebar dan sisik putih berlapis-lapis. Gejala ini biasanya muncul pada lengan, punggung, dada, siku, kaki, kuku, dan kepala. Psoriasis pada kulit kepala dapat menyerupai ketombe, sedangkan pada kuku tampak berlubang, rapuh dan putih. Biasanya ini disertai pula dengan rasa gatal.

Walau psoriasis merupakan penyakit kulit menahun yang sering kambuh, gejala psoriasis dapat disembuhkan dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang terus menerus.

"Tujuan utama pengobatan psoriasis adalah agar kulit tampak seperti normal dapat dicapai karena penyakit ini tidak bisa sembuh," kata dr.Danang T.Soebaryo, Sp.KK, dermatologi dari RS.Kanker Dharmais Jakarta.

Ia menambahkan perawatan terus menerus harus dilakukan oleh pasien psoriasis. "Jika diobati dengan tepat gejalanya seperti sisik dan rasa gatal bisa menghilang," kata dokter yang menjadi Ketua Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia ini.

Psoriasis dapat kambuh bila ada trauma yang berasal dari luar (garukan, gesekan, atau cuaca), atau juga dipicu oleh faktor yang berhubungan dengan hormon seperti haid, hamil, kelelahan, obat-obatan, serta tekanan emosional.

Danang menjelaskan, pasien psoriasis harus mewaspadai gangguan kesehatan lain yang sering menyertai, misalnya hipertensi, gangguan tiroid, bisul, atau sindrom metabolik.

Menurut pengalaman Helen, salah satu cara mencegah kekambuhan psoriasis yang bisa dilakukan adalah dengan banyak berjemur di bawah sinar matahari. "Tak perlu lama-lama cukup 5 menit tetapi harus teratur," paparnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com