Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Waspadai Penyebaran DBD Dari Pontianak

Kompas.com - 22/09/2011, 21:19 WIB

SUNGAI RAYA, KOMPAS.com - Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Barat, dr Nursyam Ibrahim mengimbau warga di sekitar Kota Pontianak untuk waspada terhadap penyebaran penyakit demam berdarah dengue.

"Pasalnya, saat ini di Kota Pontianak berdasarkan informasi yang kita pantau di media sudah ada gejala demam berdarah. Untuk itu kita imbau agar masyarakat yang berada di daerah dekat dengan Kota Pontianak untuk waspada, karena penyakit ini bisa merambah ke daerah lainnya," kata Nursyam di Sungai Raya, Kamis (22/9/2011).

Menurutnya, daerah seperti Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Pontianak akan rentan terkena demam berdarah, karena gejala DBD sudah mulai muncul di Kota Pontianak dengan 22 kasus.

Ia menambahkan, terlebih dengan kondisi cuaca yang saat ini tidak menentu membuat perkembangan nyamuk pembawa virus DBD mudah berkembang biak dan menularkan virusnya kepada manusia.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh, di Kabupaten Kubu Raya saat ini juga mulai terkena dampak penyebaran demam berdarah, di mana sudah ada enam kasus DBD yang terjadi di Kecamatan Sungai Raya, pada bulan ini.

"Penyebaran penyakit ini sangat cepat, untuk itu masyarakat kita harapkan bisa waspada dan bisa mengantisipasinya sedini mungkin. Jangan sampai ketika sudah terjadi Kejadian Luar Biasa baru akan mencegah, jelas itu akan terlambat," tuturnya.

Dia menyatakan, di Kalimantan Barat sendiri terdapat beberapa daerah endemik DBD, diantaranya, Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya dan Sambas. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang sering terjadi kasis DBD, sehingga juga perlu diwaspafai.

Nursyam menuturkan, saat ini sudah tidak ada lagi daerah di Kalbar yang tidak pernah terkena DBD. "Penyebaran virus DBD itu bisa melalui banyak media, namun sumbernya tetap dari nyamuk. Misalnya manusia yang tinggal di daerah Jawa, sabelum datang ke Pontianak dia terkena gigitan nyamuk demam berdarah, dan saat datang ke pontianak dia terkena gigitan nyamuk yang tidak mengandung virus DBD, namun karena nyamuk itu menghisap darah orang yang terkena DBD sehingga nyamuk itu juga kena," tuturnya.

Jika nyamuk tersebut menggigit manusia lainnya, maka itu akan menjadi mata rantai yang sulit untuk diputus. Untuk itu, kata dia, salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi populasi nyamuk dewasa.

Ia menegaskan, meski tidak bisa menghilangkan nyamuk secara keseluruhan, paling tidak hal itu bisa menghambat perkembangbiakan nyamuk. "Untuk itu upaya pencegahan sangat penting, dan pencegahan yang paling tepat adalah dengan melakukan pembasmian jentik nyamuk secara berkala," kata Nursyam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com