Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Perubahan Fisik Usai Melahirkan

Kompas.com - 06/10/2011, 14:17 WIB

KOMPAS.com - Banyak perempuan yang ketakutan, setelah melahirkan akan memiliki tubuh yang gemuk, nafsu makan meningkat karena harus menyusui, dan sebagainya. Hal ini membuat para perempuan melakukan diet ketat untuk membuat kondisi tubuh mereka seperti semula. Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya tubuh memiliki kemampuan dan elastisitasnya sendiri setelah melahirkan? Berikut beberapa fakta tentang tubuh setelah melahirkan.

Bobot berkurang 4 kg. Saat hamil, bobot tubuh Anda bisa meningkat drastis. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Bayi di dalam kandungan memiliki berat sekitar 2,8-3,2 kg, ditambah dengan sekitar 0,8 kg cairan ketuban. Maka setelah melahirkan Anda akan kehilangan sekitar 4 kg. "Penurunan berat ini memang tidak akan langsung terjadi, dan pasti akan membutuhkan waktu untuk bisa benar-benar memiliki berat tubuh seperti saat belum hamil. Dalam minggu pertama, Anda akan kehilangan 1,2- 2 kg dulu. Butuh 9 bulan untuk menambahkan berat kehamilan itu pada tubuh Anda, maka berikan juga tubuh Anda waktu untuk menghilangkan berat tersebut," ungkap Lisa Druxman, penulis buku Lean Mommy.

Kerontokan rambut. Sekitar 50 persen perempuan mengalami kerontokan rambut setelah melahirkan. "Ini disebut effluvium, dan terjadi selama 1-6 bulan setelah melahirkan," ungkap Francesca Fusco, MD, asisten dermatologi di Mount Sinai School of Medicine. Selama kehamilan, ada dorongan hormon yang memperlambat proses kerontokan rambut. Sebagai keseimbangan hormon, maka setelah melahirkan rambut baru akan tumbuh kembali. Untuk menjaga supaya rambut sehat dan mengurangi kerontokan, Fusco menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi protein, zat besi, seng, flavonoid, antioksidan, dan silika, yang bermanfaat untuk kesehatan kulit kepala dan rambut.

Tidak perlu makan berlebihan ketika menyusui. Kalori untuk ASI sebagian besar datang dari cadangan tubuh Anda. Oleh karena itu, Anda sebenarnya tak perlu makan berlebihan untuk menambah cadangan ASI. Jika Anda kehilangan berat badan sekitar 2 kg dalam seminggu, barulah Anda perlu menambahkan makanan ekstra. "Sangat penting untuk fokus pada makanan dengan gizi yang lengkap. Karena vitamin dan mineral dari makanan yang Anda makan akan dipompa ke dalam ASI. Fokus saja pada makan teratur, dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, susu rendah lemak, dan protein tanpa lemak," ungkap Melinda Johnson, MS, RD, dosen dari Arizona State University.

Berjerawat. Selama masa kehamilan, ada peningkatan sirkulasi darah sebanyak 50 persen. Meningkatnya aliran darah ini disimpan di banyak tempat, terutama dalam darah, sehingga tak jarang perempuan hamil memiliki wajah yang lebih bersinar. Setelah melahirkan, ukuran pembuluh darah di wajah dan sirkulasi darah akan kembali normal, sehingga membuat wajah Anda berjerawat. Kondisi berjerawat ini biasanya banyak dialami oleh perempuan yang berhenti menyusui.

Menyusui untuk menurunkan berat badan. Bayi membutuhkan sekitar 500-800 kalori per hari untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. "Menyusui bayi sama saja berarti mengeluarkan kalori dengan sendirinya, sambil memberi makan bayi Anda," ungkap Johnson.

Otot perut akan kembali normal. Banyak yang khawatir bahwa setelah melahirkan perut akan bergelambir. Hal ini sebenarnya kurang tepat, karena otot perut yang melebar ketika hamil berfungsi untuk menopang bayi dalam rahim (disebut diastasis recti). Ketika hamil, otot yang terpisah ini bergabung satu sama lain dan membentang ke samping, menjadi lebih lebar dan tipis. Namun setelah melahirkan, otot ini akan kembali ke fungsi awalnya untuk menopang organ lainnya, dan bukan otot perut. Sehingga, kondisi perut akan kembali seperti semula.

"Untuk mendapatkan perut yang ramping kembali, berpikirlah dengan prinsip 3C, Cardio, Core, dan Clean eating, " ungkap Druxman. Artinya, Anda membutuhkan kombinasi latihan kardio, latihan otot inti, dan makan dengan sehat.

Stretch marks akan menghilang. Sekitar 90 persen wanita mengalami stretch mark selama kehamilan. "Ini adalah akibat dari kenaikan berat badan yang cepat. Saat itu tubuh mengembang lebih cepat daripada kinerja peregangan kulit," ungkap Fusco. Peningkatan hormon glukokortikoid selama hamil akan memperlambat pembentukan serat kolagen dan elastin di lapisan kulit dermis. Agar kulit bebas dari stretch mark mulailah merawat kulit ketika stretch mark masih dalam keadaan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com