Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partisipasi Komunitas Akan Atasi Tawuran

Kompas.com - 11/10/2011, 21:40 WIB
M Clara Wresti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil penelitian yang dilakukan beberapa sosiolog selama dua bulan di kawasan rawan konflik menyimpulkan partisipasi komunitas dalam segala kegiatan positif masyarakat.

Pendekatan ini dipandang paling tepat sasaran karena sesuai dengan aspirasi masyarakat dalam komunitas tersebut.

Hasil penelitian itu dipaparkan sosiolog Paulus Wirutomo, Imam B Prasodjo, Musni Umar, dan Erman Anom di depan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Fauzi Bowo, Asisten Sekretaris Daerah bidang Pemerintahan Sylviana Murni, dan Asisten Sekretaris Daerah bidang Kesejahteraan Masyarakat Mara Oloan Siregar, Selasa (11/10/2011) di Jakarta.

Gubernur mengatakan, perlu dilakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang selama ini terlibat tawuran warga. Meski demikian, pendamping yang dimaksud harus jelas tugas, fungsi, dan kriterianya. "Kalau perlu pendamping itu harus berada di tempat 24 jam sehari," ujarnya.

Gubernur Fauzi Bowo juga memerintahkan, agar seluruh gedung sasana krida di wilayah yang jumlahnya cukup banyak dan terletak di lokasi strategis, agar segera direhabilitasi dengan program yang harus melibatkan sebanyak mungkin remaja-remaja.

"Kepada lurah dan camat, agar generasi muda harus diberi porsi dan peran yang lebih aktif," katanya.

Gubernur mengakui, penyelesaian masalah tawuran tidaklah sederhana. Untuk itu perlu penanganan yang komprehensif melalui program-program jangka pendek dan jangka panjang. Semua jajaran Pemprov DKI Jakarta diminta membuat matrikulasi, terkait siapa berbuat apa di setiap sektordisertai timeline yang jelas.

Sosiolog Imam B Prasodjo mengingatkan pentingnya pelibatan masyarakat, dalam proses penyelesaian tawuran warga.

"Sangat dibutuhkan adanya tempat koordinasi secara informal, yang berfungsi sebagai pusat-pusat aktifitas kegiatan komunitas yang berkonflik. Selain itu membentuk jejaring pada masing-masing wilayah dan antar wilayah untuk penanganan dan mediasi konflik," kata Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com