Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Kesehatan Kian Tinggi, Masyarakat Perlu Asuransi

Kompas.com - 18/10/2011, 14:02 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Head of Corporate Solutions AIA Financial Nicky Theng, , menyebutkan, biaya kesehatan di Indonesia naik 10-13 persen tiap tahunnya. Kenaikan ini melebihi tingkat inflasi. Oleh sebab itu, ia berharap semakin banyak perusahaan yang memberikan perlindungan, berupa asuransi, bagi karyawannya.

 "Berdasarkan 2011 Global Medical Trends Survey Report dari Towers Watson, biaya kesehatan di Indonesia mengalami kenaikan antara 10-13 persen setiap tahun selama dua tahun terakhir," ujar Nicky, di Jakarta, Selasa ( 18/10/2011 ).

Menurut Nicky, ada 4 faktor yang menyebabkan hal tersebut. Faktor yang dominan adalah tingginya biaya pemeriksaan medis berteknologi tinggi atau alat kesehatan yang kian canggih, dengan persentase sebesar 65 persen.

Pengobatan yang diberikan kepada pasien terlalu berlebihan menjadi faktor kedua, dengan persentase 56 persen. "(Sebanyak) 29 persen dari kenaikan biaya tersebut akibat dari motif untuk mencari keuntungan dari penyedia sarana kesehatan. Dan sisanya sebesar 19 persen akibat lemahnya kontrol terhadap biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan sarana kesehatan," tambah Nicky.

Oleh sebab itu, terang dia, AIA Financial akan melakukan edukasi kepada nasabah bahwa penting untuk menjaga kesehatan dari awal. "Kita mengedukasikan pola hidup sehat melalui ceramah. Kita akan mengunjungi perusahaan itu melakukan awareness programme," sebutnya.

Selain itu, AIA juga akan menerangkan, perlunya cek kesehatan dari awal. "Jadi kita harus edukasikan masyarakat termasuk pemberi kerja," tegas dia.

Ini mengingat karyawan merupakan aset utama bagi perusahaan. Dengan asuransi, seperti kesehatan, maka karyawan dapat bekerja lebih tenang.

Asuransi kesehatan tersebut merupakan salah satu bagian dari Employee Benefits and Pension AIA Financial. Lebih dari 1.000 perusahaan telah dilayani AIA melalui program tersebut. Namun, Nicky berujar jumlah itu masih terlampau kecil dengan jumlah keseluruhan korporasi yang ada di Indonesia. "Mungkin itu hanya satu persen (dari jumlah korporasi di Indonesia," ujar dia.

"Oleh karena itu, salah effort kami adalah bagaimana kami bisa bekerjasama dengan para nasabah korporasi dan penyedia sarana kesehatan untuk melakukan upaya dalam membantu perusahaan memperkecil penambahan biaya (kesehatan) yang tinggi tersebut," ujar dia. Selain perlindungan dari perusahaan tempat bekerja, ia menambahkan, karyawan juga perlu mempunyai perlindungan pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com