Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Ancaman Stroke Akibat Fibrilasi Atrium

Kompas.com - 28/10/2011, 14:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi untuk kategori penyakit tidak menular di Indonesia dan saat ini jumlah penderitanya terus meningkat tajam. Masyarakat perlu memahami betul sebab-sebab timbulnya stroke, termasuk di antaranya Fibrilasi Atrium (AF), salah satu faktor risiko stroke yang belum banyak diketahui.

Fibrilasi Atrium  menurut Yoga Yuniadi, ahli penyakit jantung dari Departemen Cardiology Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), merupakan gangguan irama jantung yang paling banyak ditemukan dan merupakan salah satu faktor risiko utama stroke iskemik.

"Fibrilasi Atrium belum banyak dikenal masyarakat. Padahal, individu yang menderita fibrilasi atrium memiliki risiko terkena stroke lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang tanpa fibrilasi atrium," kata saat Konferensi Pers Hari Stroke Sedunia, Kamis, (27/10/2011) kemarin.

Fibrilasi atrium terjadi saat serambi jantung (atrium) berdenyut tidak teratur. Kondisi ini membuat aliran darah tidak mengalir dengan baik sehingga rentan terjadi penggumpalan darah di dalam atrium yang jika pecah dan bergerak menuju otak akan berpotensi menyebabkan serangan stroke.

Yoga mengatakan, pasien stroke dengan fibrilasi atrium umumnya lebih berat dan buruk, dan perawatannya lebih lama. Bahkan, penderita stroke dengan AF punya risiko kematian pada serangan pertama stroke. Tingginya tingkat keparahan stroke yang diderita oleh pasien fibrilasi atrium lanjut Yoga, mengindikasikan bahwa penderita akan mengalami penurunan kualitas hidup yang lebih drastis ketimbang mereka yang tanpa fibrilasi atrium.

"Oleh karena itu, pasien fibrilasi atrium merupakan kelompok yang harus mendapatkan penanganan serius untuk mengurangi beban stroke secara keseluruhan di masyarakat," paparnya.

Ia menambahkan, kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium akan meningkat seiring pertambahan usia. Untuk mengetahui diagnosis dapat dilakukan dengan skrining rutin terutama pada usia lanjut dengan EKG (elektro kardiografi) dan periksa denyut nadi secara teratur.

Gejala-gejala fibrilasi atrium yang paling mudah diidentifikasi adalah detak jantung tidak teratur, berdebar-debar, nyeri atau rasa tidak nyaman di dada, kesulitan bernapas, dan pusing. Namun, banyak juga pasien fibrilasi atrium yang tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas.

"Gaya hidup juga berkaitan dengan timbulnya fibrilasi atrium, khususnya pada asupan garam berlebih dan pola makan tinggi karbohidrat," katanya.

Untuk pengobatan pasien AF dapat dilakukan dengan pemberian obat pengencer darah, di samping juga melakukan pengontrolan ketat irama jantung yang kacau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com