Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Pencegah HIV Makin Menjanjikan

Kompas.com - 01/12/2011, 16:52 WIB

KOMPAS.com - Setelah hampir 30 tahun sejak Human Immunodeficiency Virus (HIV) pertama kali diidentifikasi, para ilmuwan belum juga berhasil menemukan vaksin yang efektif untuk mencegah tranmisi virus ini.

Akan tetapi, harapan tersebut semakin besar setelah ilmuwan menyatakan uji coba vaksin ini pada mencit menampakkan hasil menjanjikan. Mencit yang disuntik vaksin ini berhasil membentuk perlindungan 100 persen melawan HIV.

Kendati begitu, hal ini bukanlah jaminan vaksin juga akan efektif bila dipakai manusia. Tetapi sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam riset ini mengaku terkesan dengan hasil ini dan optimis dalam beberapa tahun lagi vaksin ini bisa diuji coba pada manusia.

Vaksin tradisional bekerja dengan menyamar sebagai bakteri dan melatih sistem imun tubuh untuk membentuk pertahanan spesifik agar jika bakteri atau virus yang sesungguhnya muncul, tubuh bisa langsung melawannya. Sistem pertahanan tersebut pada umumnya adalah antibodi, yakni protein dalam darah.

Para ilmuwan telah mengenali antibodi yang menetralisir strain HIV dalam skala luas, namun mereka kesulitan merangsang sistem imun manusia untuk membentuk antibodi dengan vaksin.

Alternatifnya adalah injeksi gen. Jadi, bukannya melatih sistem imun dalam tubuh untuk membentuk antibodi pertahanan, tetapi para ilmuwan mencoba memberi gen pada protein. Gen ini bisa masuk ke dalam sel di otot atau jaringan lain untuk kemudian membentuk banyak antibodi.

Hasilnya, mencit yang disuntik, 100 persen efektif untuk melawan HIV/AIDS. Riset ini dilakukan David Baltimore bersama timnya dari California Institute of Technology.

Baltimore menggunakan virus yang tidak berbahaya untuk membawa gen antibodi dan menyuntikkannya pada otot kaki mencit. Para peneliti menemukan, mencit itu membentuk antibodi dalam skala tinggi selama lebih dari setahun. Ini juga menandakan terbentuknya perlindungan seumur hidup.

Meski mencit itu disuntik dengan HIV dosis tinggi, tetapi tidak ditemukan tanda infeksi HIV. Penelitian serupa pernah dilakukan pada monyet di tahun 2009 dan menunjukkan hasil yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com