Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Epilepsi Masih Didiskriminasi

Kompas.com - 16/12/2011, 02:33 WIB

Jakarta, Kompas - Yayasan Epilepsi Indonesia masih menjumpai diskriminasi oleh sekolah ataupun perusahaan terhadap para penyandang epilepsi. Padahal, jika diobati secara benar, 70-80 persen penderita dapat disembuhkan atau serangan terkontrol.

Dalam Seminar Media ”Mari Hapus Stigma Negatif Epilepsi”, Kamis (15/12), di Jakarta, Ketua Umum Yayasan Epilepsi Indonesia Irawati Hawari mengatakan, diskriminasi terhadap penyandang epilepsi terjadi karena perusahaan atau sekolah kurang memahami gangguan saraf itu. ”Ada guru dan murid yang dikeluarkan karena epilepsi atau pekerja dipecat,” katanya.

Epilepsi akibat kerusakan struktur otak, seperti bekas stroke, susah sembuh. Adapun epilepsi fungsional bisa disembuhkan. Epilepsi pada orang dewasa biasanya dicetuskan oleh kurang tidur, kondisi terlalu dingin atau panas, tekanan psikis, dan kecapaian. Gangguan perlu obat terus-menerus selama 5-6 tahun.

Lyna Soertidewi, pengajar Departemen Ilmu Saraf, Universitas Indonesia, menyatakan, penyandang epilepsi dilarang bekerja pada kondisi yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain, seperti sopir, pilot, masinis, dan petugas rel kereta api.

Hardiono D Pusponegoro, pengajar Departemen Ilmu Penyakit Anak, Universitas Indonesia, menjelaskan, epilepsi tidak harus dalam bentuk kejang-kejang hebat. Bisa juga kejang ringan atau seperti bengong. Menurut dia, 60 persen penyebab epilepsi pada anak tak diketahui. Penyebab lain adalah kelainan bawaan otak, sisa infeksi, dan trauma otak. (ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com