Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus di Balikpapan Naik Tiga Kali Lipat

Kompas.com - 10/01/2012, 03:59 WIB

Balikpapan, Kompas - Jumlah kasus malaria di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sepanjang tahun 2011 naik tajam hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah kasus tahun 2010. Tahun 2010 ada 41 kasus malaria, sedangkan tahun 2011 ditemukan 159 kasus.

”Jumlah kasus meningkat karena makin banyak kasus yang kami temukan secara proaktif. Setiap satu kasus malaria ditemukan, kami beranggapan, itu tidak hanya satu orang yang terkena malaria,” kata Esther Vonny K, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Senin (9/1), di Balikpapan.

Dengan demikian, begitu satu kasus terdeteksi, pemeriksaan segera diperluas dengan melakukan survei kontak serumah. Jika ada anggota keluarga terkena, pemeriksaan diperluas ke tetangga penderita hingga radius 200 meter dari rumah. Pemeriksaan untuk menentukan apakah seseorang positif terkena malaria atau tidak dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium.

Menurut Esther, Balikpapan bukan daerah endemik malaria. Daerah endemik justru kabupaten tetangga, yakni Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Berdasarkan Annual Parasite Incidence (API), yaitu angka insiden parasit, Balikpapan masuk kriteria hijau (API 0-1). Adapun Kabupaten Kutai Kartanegara masuk kriteria kuning (API 1-5) dan Kabupaten Penajam Paser Utara masuk kriteria merah (API lebih dari 5).

”Banyak warga yang rumahnya di Balikpapan, tetapi bekerja di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Mereka kena di sana, tetapi ambruk sakitnya dan masuk rumah sakit di Balikpapan,” kata Esther.

Walau jumlah kasus malaria sepanjang tahun 2011 di Kota Balikpapan tinggi, dinas kesehatan setempat tak menetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Menurut Esther, daerah ditetapkan berstatus KLB jika selain kasus tinggi, penularan penyakit juga berasal dari daerah tersebut. Sementara untuk Kota Balikpapan, kasus malaria tinggi, tetapi penularannya dari daerah lain.

Menurut Priharto, anggota staf Bidang Monitoring dan Evaluasi Malaria Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Balikpapan pernah ditetapkan KLB malaria tahun 2006. Saat itu, ada 41 kasus dan seorang penderita meninggal. ”Satu warga ternyata pembawa parasit dan menulari warga lain,” katanya.

Sejumlah upaya dilakukan untuk memerangi malaria, misalnya membagikan kelambu dan obat di kawasan penyebaran penyakit. Obat yang bisa didapatkan di semua puskesmas dan rumah sakit itu gratis.

”Intinya, warga harus mengenali gejala malaria, misalnya demam menggigil 5-7 hari. Semakin cepat ditangani semakin baik,” kata Esther. Sepanjang awal tahun 2012, belum ditemukan kasus baru malaria. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com