Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Gizi Harus Didukung Data

Kompas.com - 19/01/2012, 16:17 WIB

KOMPAS.com - Pangan dan gizi disebut Bank Dunia sebagai salah satu investasi pembangunan yang utama, dan bukan lagi masalah kesejahteraan atau konsumsi. Indonesia sendiri termasuk tertinggal dalam hal pembangunan gizi. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, diperlukan program-program percepatan dan kebijakan yang tepat sasaran yang harus didukung oleh studi komperhensif.

"Persoalan kita adalah kebijakan dan program. Setelah desentralisasi, persoalan gizi sangat terpinggirkan. Kalau pun ada program, tidak didukung data," kata Ahmad Syafiq, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dalam acara jumpa pers seminar Nasional Pangan dan Gizi di Jakarta, Kamis (19/1/2012).

Saat ini data mengenai status gizi anak Indonesia yang mencakup seluruh usia pertumbuhan anak sangat terbatas. "Data yang ada variabel gizinya masih terbatas pada antometri, padahal yang kita perlukan adalah indikator berbagai fungsi seperti kecerdasan atau psikomotorik anak," imbuhnya.

Pembicara lain, Prof. Fasli Jalal, Sp.GK mengatakan tanpa didukung data yang akurat dan lengkap, maka program intervensi gizi tidak bisa tepat guna dan tepat sasaran sehingga persoalan gizi tidak akan selesai.

"Ini berpotensi menciptakan generasi berkualitas rendah di masa depan," katanya dalam kesempatan yang sama.

Studi gizi SEANUT (South East Asia Survey) yang dilakukan FrieslandCampina dan para peneliti di Persatuan Ahli Gizi Indonesia, menurut Syafiq merupakan contoh yang tepat akan kerjasama industri, akademisi, dan juga pemerintah untuk menghasilkan bukti ilmiah. Menurut ketua pelaksana SEANUTS, Sandjaja, studi yang dilakukan sepanjang tahun 2011 itu telah melibatkan 7.200 anak usia 6 bulan sampai 12 tahun di 48 kabupaten dan kota di 25 provinsi.

"Sekarang masih dalam tahap verifikasi data dan akan diumumkan bulan Mei 2012," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com