KOMPAS.com - Sebagian besar penderita penyakit lupus adalah perempuan. Demikian dikatakan Dr Rachmat Gunadi SpPD KR, pemerhati lupus dan dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
"Di Bandung penderita lupus itu 97 persen perempuan. jadi perempuan sangat dominan," ungkap rachmat dalam acara Care for Lupus SDF Award, Kamis (19/1/2012) di Jakarta. Persentase tersebut dihitung berdasarkan jumlah penderita yang sudah memeriksakan diri di rumah sakit. Jumlah penderita yang sudah memeriksakan diri adalah 1.200 orang.
Banyaknya penderita lupus yang berjenis kelamin perempuan disebabkan karena "bakat" penyakit tersebut terkait dengan kromosom X. Bagi seorang ibu yang melahirkan anak laki-laki, kemungkinan anak menderita lupus adalah 1 : 200. Namun jika anaknya adalah perempuan meningkat menjadi 1 : 40. Kemungkinan meningkat lagi jika anak menderita kelainan genetik, misalnya penderita sindrom Klinefelter yang berkromosom XXY, dan jika anak adalah kembar identik.
Rachmat mengungkapkan, jumlah penderita lupus adalah fenomena gunung es. Diperkirakan jumlah penderita lupus lebih banyak dari yang diketahui sekarang. Berapa jumlah persis penderita lupus di Indonesia? "Sampai saat ini kita belum mengetahui secara pasti. Kita belum punya national registry," kata Rachmat.
Penanganan lupus di Indonesia sendiri masih memiliki beberapa masalah. Salah satunya adalah harga obat yang mahal dan tak adanya guidelines menanganan lupus. Lupus diibaratkan sebagai pagar makan tanaman. Pada penderita lupus, sistem imunitas yang harusnya menyerang kuman justru menyerang sel tubuh.
Saat ini, kata Rachmat, yang paling diperlukan adalah penelitian tentang sebab disorientasi sistem kekebalan tubuh itu. Riset itu akan mendasari langkah pengobatan. Care for Lupus SDF Award 2012 diadakan atas kerjasama Syamsi Dhuha Foundation (SDF) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.