AGNES ARISTIARINI
Ungkapan keprihatinan dan belasungkawa masih mengalir kepada keluarga korban dalam peristiwa tragis di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Minggu (22/1) siang. Sebuah mobil menyelonong ke trotoar dan menabrak para pejalan kaki yang pulang berolahraga dari lapangan Monas dan mereka yang sedang menunggu di halte bus.
Dari berbagai pemberitaan di media massa, pengemudi dan para penumpang dikabarkan habis berpesta di tiga tempat: hotel, kafe, dan diskotek. Mereka mengonsumsi narkoba, minuman keras, dan tampaknya juga begadang semalaman.
Dampak narkoba dan minuman keras sudah banyak dibahas di media massa. Namun, sebenarnya masih ada persoalan kurang tidur yang mungkin terlupakan. Urusan yang tampaknya sepele bisa jadi adalah salah satu faktor kunci dalam tragedi ini. Hasil penelitian menunjukkan, gangguan tidur memang banyak berkorelasi dengan kecelakaan.
Pemicu kecelakaan
Dalam dua artikel tentang kecelakaan terkait gangguan tidur yang dimuat di British Medical Journal (1995) dan Occupational and Environmental Medicine (1999), Jim Horne dan Louise Reyner menyebutkan, gangguan tidur sering memicu kecelakaan di jalan luar kota di Amerika Serikat, Jerman, dan Swedia. Kecelakaan umumnya terjadi pada dini hari atau menjelang siang.
Menurut The National Highway Traffic Safety Administration, kelelahan karena kurang tidur menjadi penyebab 100.000 kecelakaan kendaraan bermotor dan menelan korban 1.500 jiwa setiap tahun. Kelelahan adalah tanda dari otak bahwa tubuh perlu tidur.
Hasil penelitian di Inggris ternyata menunjukkan hal serupa. Dari 679 kecelakaan terkait gangguan tidur yang dilaporkan kepada polisi, 16 persen terjadi di jalan raya yang lurus dan lengang serta 20 persen terjadi pada pengendara sepeda motor.
Orang yang mengalami gangguan tidur—apalagi berkepanjangan—memang 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor jika dibandingkan dengan orang yang cukup tidur.
Manusia memerlukan waktu tidur cukup karena tidur memengaruhi kemampuan motorik dan berpikir. Daniel Kripke dari The Scripps Clinic Sleep Center di La Jolla, California, menyebutkan bahwa tidur juga terkait berbagai penyakit dan menentukan panjang-pendek umur manusia.