Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemugaran Candra Naya di Kota Tua

Kompas.com - 31/01/2012, 12:08 WIB

Pemprov DKI Jakarta diminta untuk lebih tegas lagi melakukan penertiban sebenarnya tinggal ada kemauan untuk melestarikan bangunan peninggalan sejarah peraturan dan sanksinya sudah jelas mengatur hal itu.

Generasi ketinggalan

Ketua Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina), Joseph Aji Chen menjelaskan, komunitas didirikan bukan dalam upaya mengekslusifkan warga keturunan Cina, justru bertujuan melestarikan budaya Cina.

Dia mengatakan, banyak generasi Cina yang kini ketinggalan dalam mengadopsi budaya leluhurnya sehingga apa yang berkembang ssat ini menjadi salah kaprah.

Aspertina yang baru berdiri tahun 2011 beranggotakan tidak hanya masyarakat Cina, mereka yang bukan asal Cina juga dapat ikut menjadi anggota, karena tujuannya memang untuk melestarikan peninggalan budaya.

Yoseph Aji Chen sendiri lebih suka kalau dipanggil Aji, mengatakan, tradisi "Yee Sang" misalnya, tulisannya sama tetapi karena lafalnya berbeda membuat artinya berbeda.

Dia mengatakan, Yee Sang sendiri merupakan tradisi masakan kuno yang disajikan saat Imlek saja, merupakan masakan berbagai macam jenis sayuran yang kemudian dicampur sebelum dimakan, tradisi ini memperlambang persaudaraan.

Aji mengatakan, terdapat dua lafal yang membuat artinya berbeda, pertama ikan, serta kedua merupakan kemakmuran. Namun tidak ada yang salah terkait hal ini karena yang satu dibawa masyarakat Cina Mandarin serta satu lagi dibawa Cina Kanton.

Hal ini juga diakui artis dan selebriti warga keturunan, Ferry Salim yang mengatakan, generasi muda Cina saat ini hanya kelihatan di luar saja tetapi sama sekali tidak mengerti budaya asli mereka.

Ibarat orang sering menyebutkan sebagai casingnya saja (penutup) sedangkan mesinnya dalam artian bahasa, budaya, pergaulan sudah 100 persen Indonesia.

Dia menyambut baik kehadiran Candra Naya dan Aspertin karena akan menjadi wadah melestarikan budaya Cina kalau terlambat mengantisipasi akan punah dan dilupakan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com