Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Posyandu Tak Dipandang Sebelah Mata

Kompas.com - 20/02/2012, 11:43 WIB

Kompas.com - Posyandu memiliki peran yang strategis dalam upaya pencegahan penyakit dan perbaikan gizi masyarakat. Sayangnya ia masih dipandang sebelah mata.

Setiap hari Sabtu minggu kedua setiap bulannya Rina selalu membawa putra tunggalnya Jose (5) ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk melakukan penimbangan berat badan atau imunisasi. Meski tergolong mampu untuk membawa anaknya ke dokter anak namun perempuan yang tinggal di kawasan Tangerang Selatan ini lebih memilih Posyandu.

"Untuk imunisasi, saya yakin kalau sediaan vaksin sudah standar sesuai Kementrian Kesehatan. Gratis pula," kata wanita yang bekerja di kawasan Slipi Jakarta Pusat ini.

Selain itu, menurut dia, para kader posyandu dan bidan yang bertugas juga umumnya memiliki pengetahuan yang baik. "Terkadang mereka memberikan informasi tentang kontrasepsi atau pencegahan demam berdarah," tuturnya.

Tetapi antusiasme Rina terhadap posyandu itu berbanding terbalik dengan warga di lingkungan tempat tinggalnya. "Ibu-ibu di sekitar saya lebih suka memeriksakan anaknya ke dokter atau rumah sakit. Makanya setiap ada posyandu yang datang tak lebih dari 10 orang," ujarnya.

Potret posyandu di kawasan Tangerang itu mungkin mewakili citra posyandu dewasa ini. Kegiatan swadaya yang mulai kehilangan semangatnya. Kegiatan yang dijalankan pun biasanya cuma kegiatan rutin bulanan seperti penimbangan berat badan dan terkadang pemberian makanan tambahan.

Revitalisasi

Secara kuantitas jumlah posyandu kita memang membanggakan, mencapai 270.000. Tetapi hampir setengahnya tidak aktif. Kalau pun aktif kualitasnya masih banyak yang perlu ditingkatkan.

Revitalisasi atau penguatan kembali posyandu sebenarnya sudah mulai digiatkan sejak tahun 1999 tetapi sampai sekarang belum terlihat bukti keberhasilannya. Menurut data kunjungan posyandu, setiap bulannya rata-rata hanya 60 persen balita yang rutin datang ke posyandu.

"Dulu jarang sekali ada ibu yang mau membawa anaknya ke Posyandu. Saya sampai harus keliling membawa timbangan agar berat badan balita di wilayah saya terpantau," kenang Iyos, kader posyandu di dusun Cisupa, Karawang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com