Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Hilang Orientasi

Kompas.com - 27/02/2012, 05:33 WIB

Jakarta, Kompas - Kekerasan dan kebrutalan yang dilakukan individu atau kelompok akhir-akhir ini menunjukkan masyarakat kehilangan orientasi. Kondisi itu ditunjang ketidakjelasan arah negara, aparat negara korup, figur publik sering berbohong, sedangkan penguasa lebih mengagungkan citra.

Pada sisi lain, penindasan sis- tem peradilan terhadap yang lemah terus dipertontonkan, yang menggerus moralitas dan kepercayaan publik. Yang menonjol justru kekuasaan berorientasi pada materi. ”Kini, orientasi sebagian masyarakat pun diwarnai segala hal bersifat kebendaan (materi). Nilai moral yang baik mulai ditinggalkan,” kata sosiolog Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tadjuddin Noer Effendi.

Masyarakat kini dengan mudah melihat figur publik bergelimang kemewahan, yang diperoleh entah bagaimana caranya. Pada saat yang sama, kemiskinan semakin kentara di kota-kota dan desa-desa.

Tadjuddin menyebutkan, disorientasi publik sekarang ini berbarengan dengan kemerosotan nilai kemanusiaan (dehumanisasi). ”Masyarakat mudah sekali kalap,” kata Tadjuddin di Yogyakarta, Sabtu (25/2).

Aparat pengayom, pelayan, dan pelindung pencari keadilan dengan mudah membebaskan orang berkuasa yang terjerat hukum. Tidak ada kesepadanan hukuman dengan perbuatan jelas- jelas dipertontonkan negara kepada rakyatnya.

Hukuman bagi koruptor uang negara jauh di bawah rasa keadilan masyarakat, sementara remaja tersangka pencuri sandal diperlakukan tidak adil.

Berbagai kesewenang-wenangan itulah yang memantik aneka kekerasan tak terduga. ”Bagaimana orang yang mencari arah hidup bisa menentukan arah hidupnya kalau negara sendiri tidak jelas mau diarahkan ke mana,” kata Kepala Bagian Psikologi Sosial Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Nani Nurrachman.

Di tengah nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan yang terus dipinggirkan itu, hampir tidak ada tempat bagi penegakan moral. Data Markas Besar Kepolisian RI, kasus korupsi terus meningkat. Tahun 2011 ada 1.323 kasus, naik dibandingkan tahun 2010 (585 kasus).

Mental publik terdampak

Hilangnya orientasi negara dan masyarakat diperparah oleh lemahnya kepedulian sosial yang diikuti lemahnya kontrol sosial. Hampir setiap hari media menayangkan kekerasan. Mulai dari tawuran pelajar hingga tawuran warga. Keberadaan polisi tak mereka hiraukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com