Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendemo Bersitegang dengan Polisi

Kompas.com - 15/03/2012, 15:25 WIB
Moh. Anas

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Aksi penolakan terhadap rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Kantor DPRD Kota Pasuruan, Kamis (15/3/2012) berlangsung panas. Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pengetahuan (STKIP) Pasuruan tersinggung setelah diberlakukan seperti teroris oleh polisi. Pasalnya, semua barang bawaan mahasiswa harus ditinggal di pinggir jalan sebelum masuk ke gedung DPRD.

"Bapak polisi kami bukan teroris. Kami di sini untuk menyampaikan aspirasi ke gedung wakil rakyat," teriak Bilhaq, koordinator lapangan aksi.

Aksi demo penolakan kenaikan BBM pun semakin panas, saat sejumlah polisi Polresta Pasuruan menolak mahasiswa masuk ke gedung dewan, meski hanya berjumlah 25 mahasiswa. Bahkan gerbang Kantor DPRD Kota Pasuruan di Jalan Balaikota dijaga pasukan pengendali massa secara berlapis.

Bahkan petugas pun sempat merebut bendera dari mahasiswa yang tetap mengibarkan bendera Merah Putih. "Ini simbol negara, masak bendera harus diletakkan di atas aspal seperti ini," teriaknya lagi.

Setelah alot bernegosiasi, akhirnya pihak kepolisian menarik larangan membawa masuk bendera serta barang bawaan lainnya. Satu persatu tas panggung diperiksa, sedangkan bendera serta kain spanduk yang berisikan penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM harus dilipat.

Dengan pengawalan ketat aparat kepolisian, puluhan mahasiswa itu pun dapat berdialog langsung dengan pimpinan DPRD Kota Pasuruan. Di hadapan Ketua DPRD Kota Pasuruan, Ismail M. Hasani, mereka menginginkan ada dukungan terhadap penolakan kenaikan harga BBM.

"Seperti yang diamanatkan pada kami, ratusan tanda tangan ini adalah simbol dari penolakan terhadap kebijakan kenaikan harga BBM," terang Slamet yang juga menyodorkan kain berisikan tanda tangan.

Ismail yang berasal dari fraksi PKB itupun mendukung sikap mahasiswa. Menurutnya, kenaikan harga BBM dapat berakibat luas terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok. "Kalau soal pengamanan saat aksi seperti itu, sebaiknya ditanyakan langsung pada pihak kepolisian saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com