Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NTT Defisit Air Bersih 1,2 Miliar Meter Kubik

Kompas.com - 15/03/2012, 21:57 WIB
Kornelis Kewa Ama Khayam

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com -  Nusa Tenggara Timur defisit air bersih sebanyak 1,2 miliar meter kubik per tahun. Kondisi terparah dialami masyarakat saat memasuki musim kemarau.

Sanitasi buruk, juga menyebabkan beberapa penyakit kronis dialami warga setiap tahun.

Curah hujan di Nusa Tenggara Timur (NTT) rata-rata menghasilkan 30 miliar meter kubik (m3) air setiap tahun, tetapi yang termanfaatkan untuk lingkungan hidup, ekosistem, air tanah, penambahan air baku, dan lain-lain hanya 8 miliar meter kubik. Sisa 18 miliar meter kubik mengalir ke laut.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, di Kupang, Kamis (15/3/2012), mengatakan, jumlah penduduk NTT sebanyak 4,6 juta. Standar kebutuhan pokok air setiap penduduk rata-rata 100 liter per hari, tetapi warga di NTT kurang dari 30 liter per hari per orang.

"Itu pun kualitas air bersih belum memenuhi standar kesehatan, karena kondisi tanah yang berkapur, lumpur, dan sebagian air dimanfaatkan untuk kebutuhan ternak tetapi kemudian dikonsumsi manusia," katanya.  

Gubernur mengatakan, air adalah kebutuhan esensial dalam kehidupan. Jika air tidak mencukupi kebutuhan dasar manusia akan terjadi berbagai persoalan terkait kesehatan seperti diare, penyakit kulit, dan penyakit lainnya.

Sanitasi buruk, lanjutnya, juga menyebabkan beberapa penyakit kronis,  seperti diare, penyakit kulit, muntah berak, gizi buruk dan lainnya. Kekurangan air berdampak luas bagi seluruh kehidupan seperti hewan, tumbuhan serta lingkungan sekitar.

"NTT defisit air bersih sekitar 1,2 miliar meter kubik per tahun. Ada ratusan bahkan ribuan sumber mata air yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, tetapi hanya mengalirkan air selama musim hujan. Pada musim kemarau, sebagian besar sumber air mengering, atau debit air berkurang," kata Lebu Raya.

Ketua Komisi B DPRD NTT Emilia Noemleni mengatakan, kebutuhan air bersih bagi sekitar 300.000 warga penduduk Kota Kupang saja tidak terlayani. Hanya 30 persen atau 90.000 penduduk terlayani oleh perusahaan daerah air minum, sedangkan 210. 000 warga mengusahakan air bersih sendiri seperti membeli air tangki, dan mengupayakan sumur pribadi atau kelompok.

Pemerintah dengan dukungan dana dari pemerintah Jepang pada tahun 2005 membangun satu unit bendungan di Tilong, dengan kapasitas tampungan 19 juta meter kubik air per tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com