Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK Telusuri Dugaan Korupsi Vaksin Flu Burung

Kompas.com - 19/03/2012, 23:34 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan membentuk tim untuk menelusuri informasi aliran dana Rp 143 miliar yang dialihkan dari Kementerian Kesehatan ke Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur. Dana yang dialokasikan itu untuk membangun Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3, yang memproduksi vaksin flu burung.

Hal itu diungkapkan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Djalil kepada Kompas, Senin (19/3/2012) di Jakarta. "Kami memang sudah mendapat informasi itu. Dan, kami akan mendalami secara menyeluruh dengan audit BPK yang akan diselesaikan," ungkap Rizal.

Sebelumnya, Kompas mendapat informasi adanya dana Rp 143 miliar  yang dialihkan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Kesehatan ke Unair. Dana yang diatur oleh seorang berinisial SS itu digunakan untuk membiayai pembangunan Laboratorium BSL 3. Namun, proyek itu belum terwujud.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair, Dr Mangestuti Agil mengatakan, sejak lama Unair sudah membangun Laboratorium BSL 3, yang menghasilkan induk vaksin (seed vaccine) untuk pembuatan vaksin. Namun, ia tak merinci apakah dana yang dialihkan itu digunakan untuk membangun laboratorium tersebut.

Anggota Majelis Wali Amanat Unair Prof dr Sam Soeharto, sempat mengangkat teleponnya saat dihubungi Senin sore. Namun, saat Kompas meminta konfirmasi soal pengadaan Laboratorium BSL 3, tiba-tiba sambungan telepon terputus. Kompas yang berkali-kali mengontaknya kembali, gagal mendapat konfirmasi.

Secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Murti Utami tak mau berkomentar panjang soal hasil audit BPK terhadap pengadaan fasilitas produksi, riset, dan alih teknologi vaksin flu burung. "Kami menyerahkan sepenuhnya kepada  aparat penegak hukum untuk memeriksa dan menginvestigasinya," ujar Murti.

BPK sendiri tengah melakukan audit terhadap dana pengadaan fasilitas produksi, riset, dan alih teknologi vaksin flu burung 2008-2010 sebesar Rp 718,8 miliar. Dana itu hanya sebagian dari jumlah keseluruhan dana untuk proyek terkait vaksin flu burung yang mencapai Rp 1,39 triliun.

Dari informasi yang ditelusuri Kompas dan dibenarkan oleh BPK, disebutkan sejumlah temuan penyimpangan dalam pengadaan fasilitas produksi, riset, dan alih teknologi vaksin flu burung. PT Anugerah Nusantara, perusahaan milik terdakwa kasus Wisma Atlet Muhammad Nazaruddin, termasuk salah satu yang diduga menggelembungan biaya dengan nilai sementara Rp 314 miliar.

Temuan lainnya, soal dugaan rekayasa pemenang tender pengadaan fasilitas produksi, riset, dan alih teknologi vaksin flu burung. Tender itu "dimenangkan" dua perusahaan, yaitu untuk tahap pertama PT Anugerah Nusantara dan tahap kedua PT Exartech.

Pengacara Nazaruddin, Junimart Girsang, membantah hal tersebut dengan menyebutkan perusahaan itu sudah dibeli oleh Anas Urbaningrum (Kompas, 19/3/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com