KOMPAS.com - Stres pada balita hingga anak usia sekolah termasuk remaja terjadi karena banyak faktor. Orangtua harus lebih peka mengenali tanda-tanda stres pada anak ini dan mencari solusi yang tepat.
"Semakin muda usia anak, ia belum mempunyai kapasitas untuk bercerita mengungkapkan apa yang dirasakannya. Bahkan, untuk balita misalnya, ia belum memahami apa yang dinamakan stres. Yang paling berperan membantu anak mengenali tanda stres dan mengatasinya adalah orangtua," jelas psikolog dan direktur Personal Growth Dra Ratih Ibrahim, MM, saat bincang-bincang tentang Gejala Stres pada Anak Balita di restoran Luna Negra, Jakarta, Selasa (20/3/2012).
Tandanya
Ratih menjelaskan terdapat sejumlah indikasi gejala stres pada anak. Baik secara fisik, emosi, maupun psiko-sosial. Tanda-tanda anak stres di antaranya lebih rewel, mudah tersinggung, pemarah, kehilangan minat, kepercayaan diri luntur, menunjukkan sikap gelisah, uring uringan, bahkan anak bisa saja menarik diri dari pertemanan.
Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas Perlindungan Anak menambahkan, anak stres juga ditandai dengan menurunnya nilai akademis, mengalami mimpi buruk, mengingau, menggertakan gigi, dan nafsu makan menurun.
"Stres pada anak tidak datang dengan sendirinya, orangtua juga punya kontribusi yang membuat anak menjadi stres," ungkap Arist di acara yang sama. (Baca: Mengapa Anak Usia 2-15 Mengalami Stres?)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.